Rabu 18 Oct 2023 14:38 WIB

Tidak Ada Tempat Aman di Gaza

Wilayah yang dilabeli sebagai zona aman nyatanya tak benar-benar aman

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Wilayah yang dilabeli sebagai
Foto: AFP/MOHAMMED ADNAN
Wilayah yang dilabeli sebagai

REPUBLIKA.CO.ID, DEIR al-BALAH --  Wilayah yang dilabeli sebagai "zona aman” di Gaza nyatanya tidak benar-benar aman bagi warga Palestina. Serangan intensif Israel menghancurkan rumah-rumah, menghantam sebuah sekolah PBB yang menampung para pengungsi, dan menewaskan puluhan orang di Gaza selatan dan tengah pada Selasa (17/10/2023).

“Situasinya sangat sulit dengan penembakan artileri dan pengeboman udara terhadap rumah-rumah dan orang-orang yang tidak berdaya,” kata Abu Hashem Abu al-Hussein.

Baca Juga

Abu al-Hussein awalnya menerima keluarga pengungsi di rumahnya di Khan Younis. Namun, kemudian dia pun kini melarikan diri ke sekolah PBB, berharap bisa berlindung.

Israel telah mengatakan kepada warga Palestina pada akhir pekan untuk mengevakuasi wilayah utara Gaza dan Gaza CIty sebelum kemungkinan terjadinya invasi darat ke wilayah tersebut. Diperkirakan 600 ribu orang mematuhinya, mengemasi barang-barang semampu mereka dan bergegas ke selatan.

Mereka yang berpindah pun masuk ke tempat penampungan, rumah sakit, dan rumah-rumah PBB yang penuh sesak di wilayah sepanjang sekitar 14 kilometer di selatan zona evakuasi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada menuduh Hamas mencegah orang menjauh dari bahaya dan dia kembali mendesak warga Palestina untuk menuju selatan menuju zona aman.

Bagi sebagian warga Palestina, tidak ada keamanan yang bisa didapat di sana. Setelah tengah malam Selasa pagi, sebuah ledakan menghancurkan jendela Moataz al-Zre’e. Dia bergegas keluar dan menemukan seluruh rumah tetangganya Ibrahim telah dihancurkan. Rumah sebelah juga rusak.

Sekitar 12 orang dari dua keluarga meninggal, termasuk tiga orang dari satu keluarga yang mengungsi dari Kota Gaza. “Tidak ada peringatan (Israel),” kata al-Zre’e.

Adik perempuan Al-Zre’e terluka parah dan lima sepupu dari pihak ayah juga terluka setelah serangan itu. “Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak," ujarnya.

Warga yang terkejut melihat kerusakan akibat serangan lain di Khan Younis. Samiha Zoarab melihat sekeliling dengan kaget, melihat kehancuran, ketika anak-anak mencari-cari di tumpukan puing-puing di sekitar rumah yang hancur, yang terletak di tengah kumpulan bangunan yang padat.

Sebanyak empat orang dari keluarga yang sama meninggal dalam serangan itu. “Hanya ada dua yang selamat,” kata Zoarab.

Menurut laporan UNRWA, sebuah serangan menghantam sebuah sekolah PBB di Gaza tengah tempat 4.000 warga Palestina mengungsi, membunuh enam orang. Rentetan serangan meratakan satu blok rumah di kamp pengungsi Bureij Gaza tengah, membunuh banyak orang di dalamnya.

Serangan juga melanda kota Rafah, dengan 27 orang dilaporkan meninggal. Sedangkan di Khan Younis, sebanyak 30 orang dilaporkan terbunuh.

Evakuasi tak dilakukan karena banyaknya korban serangan....

 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement