REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN) Prof Dr Ir Hardinsyah menyarankan orang tua memperkenalkan ikan sejak anak berada dalam kandungan. Tujuannya, agar anak mereka menyukai hidangan ikan.
"Ingin menanamkan kebiasaan dari penelitian terkini, cita rasa perlu dibangun sejak kehamilan. Janin yang terbentuk sejak usia kehamilan dua atau tiga bulan, mulai dari itu dia sudah bisa menangkap bahwa dari plasenta cita rasa makanan tadi sudah mulai terekam," kata dia di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Selanjutnya, pada masa menyusui, ibu sebaiknya juga rutin mengonsumsi ikan. Hardinsyah merekomendasikan konsumsi ikan minimal 100 gram satu hari atau empat kali minimal satu pekan demi mendapatkan manfaat seperti perbaikan gizi, mencegah penyakit termasuk penyakit jantung koroner (PJK)dan demi kecerdasan anak.
"Ibu ketika menyusui itu cita rasa ikan masuk ke dalam ASI, ibu makan ikan maka si anak merespons pernah merasakan cita rasa," tutur Hardinsyah.
Setelah anak usia enam bulan atau masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), anak dikenalkan hidangan ikan dalam tekstur cair semisal bentuk sup dan setelah usianya 8 bulan mulai dikenalkan ikan dalam tekstur lembut. Ikan, kata Hardinsyah, secara umum bisa diterima mulai dari anak-anak sampai orang tua, memiliki tekstur lembut, dan dapat diolah menjadi apa saja mulai dari yang bersifat cair, bahkan sampai digoreng yang teksturnya lebih renyah.
Ikan mengandung belasan nutrisi seperti protein, lemak baik seperti omega-3, DHA, vitamin D untuk meningkatkan ketahanan tubuh, mineral, kalsium, zat besi dan zink. Zat besi, zink, vitamin B12 dan B9 dibutuhkan tubuh terutama pada wanita hamil demi mencegah anemia, semua nutrisi itu ada di dalam ikan.