REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — London mencatat lonjakan pelanggaran Islamofobia sebanyak 140 persen antara 1 Oktober sampai 18 Oktober. Data Polisi Metropolitan menunjukkan, peningkatan 1.353 persen dalam pelanggaran antisemitisme selama periode yang sama.
Kejahatan kebencian terhadap Muslim dibandingkan dengan periode 18 hari yang sama tahun lalu naik dari 42 menjadi 101, sementara pelanggaran antisemit tumbuh dari 15 menjadi 218. Pelanggaran tersebut mengakibatkan 21 penangkapan, dengan Wakil Asisten Komisaris Met Ade Adelekan mengatakan: "Itu tidak dapat diterima dan saya berjanji kami akan menyelidikinya."
Seorang pria ditahan lebih dari 10 kasus dugaan grafiti Islamofobia di halte bus di London barat daya. Itu datang di tengah protes besar-besaran pro-Palestina di ibu kota, dengan demonstrasi besar lainnya direncanakan akan digelar pada Sabtu (21/10/2023) besok.
Lebih dari 1.000 petugas akan dikerahkan oleh Met untuk mengawasi acara tersebut, dengan pasukan polisi London menempatkan "pembatasan" di sekitar Kedutaan Besar Israel.
“Nyanyian dari sungai ke laut, Palestina akan bebas kemungkinan besar tidak akan menjadi pelanggaran dan tidak akan mengakibatkan penangkapan," kata Adelekan dilansir dari Arab News, Sabtu (20/10/2023).
“Kami sangat menyadari kekuatan perasaan dalam kaitannya dengan itu. Kita dapat melihat skenario di mana melantunkan kata-kata ini akan melanggar hukum, seperti di luar sinagoge atau sekolah Yahudi dari orang atau kelompok Yahudi lain yang berniat mengintimidasi,” kata dia.
Protes akhir pekan lalu menghasilkan 15 penangkapan, dengan satu orang ditahan karena dicurigai mendukung kelompok terlarang. Pria itu diduga membawa spanduk yang menunjukkan dukungan untuk Hamas, yang dilarang oleh Inggris pada 2001.
Unit kontraterorisme online Met telah menerima 1.400 rujukan yang berkaitan dengan konflik Gaza, dengan 100 di antaranya diselidiki atas potensi pelanggaran Undang-Undang Terorisme Inggris
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2394856