Senin 30 Oct 2023 19:13 WIB

Pemukim Yahudi Bunuh Pria Palestina Saat Hendak Panen Zaitun

Aksi kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina meningkat.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pemukim Yahudi menembak mati seorang pria Palestina yang sedang memanen buah zaitun di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, pada Ahad (29/10/2023).
Foto: AP
Seorang pemukim Yahudi menembak mati seorang pria Palestina yang sedang memanen buah zaitun di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, pada Ahad (29/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang pemukim Yahudi menembak mati seorang pria Palestina yang sedang memanen buah zaitun di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, pada Ahad (29/10/2023). Hal ini menjadikan jumlah warga Palestina yang dilaporkan dibunuh oleh pemukim Yahudi menjadi tujuh orang sejak perang Israel-Hamas berkecamuk di Gaza.

Tayseer Mahmoud mengatakan, keponakannya, Bilal Saleh, sedang bekerja di hutan di desa Sawiya bersama istri dan keempat anaknya pada Sabtu (28/10/2023) ketika sekelompok pemukim menyerang mereka.  Saleh, yang mengkhawatirkan keselamatan anak-anaknya, mencoba meninggalkan daerah tersebut namun seorang pemukim menembaknya di dada.

Baca Juga

Mahmoud mengatakan, dia tidak menyaksikan konfrontasi tersebut secara langsung. Namun pada saat kejadian, Mahmoud berada tak jauh dari Saleh, dan mencapai lokasi kejadian dalam beberapa menit setelah penembakan. 

"Saleh meninggal sebelum sempat mendapat perawatan medis," kata Mahmoud.

Pemimpin pemukim Yahudi, Yossi Dagan mengatakan, seorang pemukim Yahudi itu melepaskan tembakan untuk membela diri setelah mereka diserang dengan batu oleh puluhan pendukung Hamas yang melakukan kerusuhan.

Penembakan mematikan itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan pemukim sejak militan Hamas melangsungkan serangan mengejutkan ke Israel pada 7 Oktober. Serangan tersebut memicu perang yang telah menyebabkan lebih dari 8.000 warga Palestina gugur.

Selain pembunuhan tersebut, warga Palestina di Tepi Barat juga melaporkan adanya serangan terhadap warga dan properti, serta penolakan akses terhadap tanah mereka. Kekerasan pemukim Yahudi yang semakin intensif membuat Presiden AS Joe Biden menyatakan kecaman.  Biden mengatakan serangan yang dilakukan oleh pemukim ekstremis ama saja dengan “menuangkan bensin” ke dalam api yang sudah berkobar di Timur Tengah.

Militer Israel mengatakan mereka menerima laporan tentang konfrontasi kekerasan antara warga Palestina dan warga sipil Israel. Militer juga menerima kabar bahwa seorang warga Palestina dilaporkan terbunuh, dan polisi telah membuka penyelidikan.

Tahun ini merupakan tahun paling mematikan di Tepi Barat sejak pemberontakan kedua Palestina melawan Israel dua dekade lalu. Sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza, lebih dari 100 warga Palestina, termasuk warga sipil, telah terbunuh, sebagian besar akibat penangkapan militer dan protes yang diwarnai kekerasan di Tepi Barat.

Prancis pada Ahad mengutuk serangan mematikan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi dalam beberapa hari terakhir. Prancis mendesak pemerintah Israel untuk melindungi penduduk sipil Palestina, terutama di Suwiya.

“Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim terhadap penduduk Palestina semakin meningkat.  Tindakan tersebut tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement