REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menyatakan, Washington tidak berencana atau berniat mengirimkan tentara ke Israel atau Gaza.
"Kami sama sekali tidak berniat atau berencana mengirimkan pasukan tempur ke Israel atau Gaza, titik," kata Harris dalam wawancara dengan CBS News pada Ahad (30/10/2023).
Harris menekankan pentingnya mematuhi aturan perang dalam konflik Israel-Palestina dan melanjutkan arus masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Sebuah organisasi teroris, Hamas, membantai ratusan anak muda di sebuah konser. Sedikitnya 1.400 orang Israel tewas. Israel, tanpa keraguan apapun, berhak membela dirinya," kata Harris.
"Hamas dan Palestina tak boleh disamakan," kata dia, seraya menambahkan bahwa rakyat Palestina berhak diperlakukan sama dalam mendapatkan keselamatan dan keamanan.
Harris juga mendesak Iran agar menjauh dari konflik tersebut. Israel meluncurkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas ke dalam wilayah Israel pada 7 Oktober.
Lebih dari 9.500 orang, termasuk 8.500 warga Palestina meninggal dalam genosida yang dilakukan Israel. Sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan. Sementara itu Israel mencatat 1.538 korban jiwa.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Sabtu mengumumkan pasukan Israel memperluas operasinya dengan bergeser ke "tahap perang selanjutnya melawan Hamas", termasuk operasi darat.
Gaza, yang dihuni 2,2 juta warga, saat ini menghadapi krisis makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan akibat pengepungan Israel terhadap wilayah kantong Palestina itu.