Kamis 09 Nov 2023 04:30 WIB

Perang Gaza Membuat Netanyahu Alami Gangguan Emosional

Mantan PM Israel Ehud Olmert menyebut Netanyahu telah hancur secara emosional.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv, Israel, Saturday, Oct. 28, 2023.
Foto: AP Photo/Abir Sultan
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu attends a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv, Israel, Saturday, Oct. 28, 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, mengatakan bahwa kepribadian Netanyahu berada dalam kondisi "gangguan emosional" setelah kegagalan keamanan 7 Oktober lalu. Dan sekarang, menurut Olmert, Netanyahu merasa salah perhitungan, dengan mempersiapkan diri untuk mengambil alih kendali keamanan Gaza untuk "waktu yang tidak terbatas" setelah berakhirnya perang.

"Ia (Netanyahu) telah ciut nyali. Dia telah hancur secara emosional, itu sudah pasti," kata Olmert kepada Politico, dengan menyatakan bahwa sang perdana menteri kini telah menjadi bahaya dan bencana bagi Israel sendiri.

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menegosiasikan sebuah penyelesaian dengan komunitas internasional yang melibatkan kembalinya pembicaraan mengenai pembentukan sebuah negara Palestina.

"Bukanlah kepentingan Israel untuk mengawasi keamanan Gaza," katanya. "Adalah kepentingan kami untuk dapat mempertahankan diri dengan cara yang berbeda dari yang kami lakukan sebelum serangan 7 Oktober. Tapi untuk mengendalikan Gaza lagi? Tidak."