REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pihak Kementerian Luar Negeri bersama FISIP Universitas Jember (Unej) menggagas rencana pendirian pusat studi diplomasi santri di kampus setempat untuk meningkatkan skill mahasiswa program studi hubungan internasional dan santri di Kabupaten Jember.
"Pihak Kemenlu sudah berkomunikasi dengan Rektorat Unej terkait dengan rencana mendirikan pusat studi diplomasi santri atau pusat studi diplomasi Islam di Unej, namun nama pastinya masih belum ditentukan," kata Dosen HI Unej Honest Dody Molasy di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Menurut dia, ide pusat studi diplomasi tersebut tercetus karena banyaknya santri dan pesantren yang berada di Kabupaten Jember, sehingga diharapkan bisa menumbuhkan ilmu diplomasi kepada mereka.
"Selain itu juga bisa memberdayakan potensi yang bisa menjadi keunggulan dan kekuatan diplomasi di Indonesia, sehingga Unej yang memiliki program studi Hubungan Internasional bisa dimanfaatkan dengan optimal," tuturnya.
Sejauh ini, lanjut dia, rencana pendirian pusat studi diplomasi tersebut mendapat dukungan dari Kemenlu dan Badan Pengembangan Jaringan Internasional di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Insya Allah pada Desember nanti kami akan menggelar kegiatan seminar untuk meluncurkan pusat studi diplomasi santri di Kampus Unej. Mudah-mudahan nanti bisa berjalan lancar," katanya.
Honest menjelaskan bahwa pusat studi diplomasi tersebut dapat memberikan skill mahasiswa HI untuk belajar diplomasi secara Islam dan tidak hanya belajar diplomasi secara umum dari literatur negara-negara Barat.
"Kemerdekaan Indonesia itu sebenarnya juga karena dukungan diplomasi santri dengan beberapa kiai berkumpul dan memengaruhi keputusan politik, termasuk memengaruhi opini publik negara-negara Islam dalam Konferensi Meja Bundar," ujarnya.
Ia berharap dengan pusat studi diplomasi tersebut bisa berdampak positif bagi kampus dan juga pesantren yang jumlahnya cukup banyak di Kabupaten Jember karena para santri bisa belajar berdiplomasi.