REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dalam dunia K-pop, isu perampasan budaya oleh para idola menjadi sorotan utama. Grup idola baru, BabyMonster mendapati diri mereka terjebak dalam kontroversi serupa setelah beberapa aspek dari video musik debut mereka, “Batter Up,” dianggap sebagai perampasan budaya.
Dilansir Koreaboo pada Senin (27/11/2023), debut resmi BabyMonster dengan lagu mereka memicu respons yang beragam, terutama setelah warganet menyoroti dua anggota grup yang dinilai tampil dengan elemen budaya yang tidak tepat. Rapper Ruka dalam video musik terlihat mengenakan durag, yang menimbulkan kekecewaan banyak orang.
Durag, dianggap sebagai bagian dari budaya, memiliki makna historis yang sering kali terabaikan ketika dimasukkan ke dalam konteks budaya populer. Awalnya, durag adalah kain yang digunakan budak perempuan pada abad ke-19 untuk menjaga rambut tetap di tempatnya selama persalinan.
Reaksi warganet mengecam ketika melihat Ruka tampil dengan durag, yang menyebabkan kekecewaan terhadap YG Entertainment atas penggunaan elemen budaya yang sensitif dalam video musik mereka. Kritik juga ditujukan pada penampilan Chiquita yang terlihat mengenakan kepang kotak berwarna kuning cerah dalam video tersebut, yang juga dinilai tidak pantas dan menimbulkan reaksi negatif dari penggemar.
Sebuah unggahan di TikTok yang membahas masalah ini mendapatkan respons berapi-api dari warganet yang mengecam YG Entertainment atas perampasan budaya terus-menerus serta menyuarakan kebutuhan akan persiapan yang lebih baik bagi anggota grup sebelum debut. Bagi banyak penggemar K-pop, pola perampasan budaya yang sering terjadi dalam industri ini merupakan hal yang mengkhawatirkan.
Warganet berpendapat bahwa penting bagi para idola untuk memahami dan menghormati aspek-aspek budaya agar dapat menghindari kontroversi semacam ini di masa depan.