Kamis 07 Dec 2023 16:14 WIB

Keluarga Alung Sempat Halangi Ayah Fitria Saat Temukan Jasad Anaknya: ‘Jangan Diributin’

Jasad Fitria sempat dibiarkan selama setengah jam sebelum keluarga lapor polisi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Teguh Firmansyah
Tampang Rahmat Agil alias Alung (20 tahun), pria di Bogor yang membunuh pacarnya dengan membekap korban di dalam hotel, lalu meninggalkan jasad korban dalam sebuah ruko di Jalan Dokter Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Tampang Rahmat Agil alias Alung (20 tahun), pria di Bogor yang membunuh pacarnya dengan membekap korban di dalam hotel, lalu meninggalkan jasad korban dalam sebuah ruko di Jalan Dokter Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Ayah korban pembunuhan di Bogor bernama Fitria Wulandari (22 tahun), Iwan Irawan (43), menjadi salah satu orang yang pertama kali melihat jasad putrinya dalam ruko di Jalan Dokter Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Saat itu, di lokasi ada juga keluarga dari sang pembunuh, Rahmat Agil alias Alung (20), yang sempat menahan ayah korban agar tidak membuat kasus ini ramai.

Menurut Iwan, pada Sabtu (2/12/2023) malam itu ada ayah dan salah satu kakak Alung yang menemaninya melihat jasad Fitria. Setelah merasa janggal anaknya disebut kecelakaan motor, Iwan berlari untuk kembali ke rumah namun ditahan oleh kakak Alung.

Baca Juga

 “Bapaknya, kakaknya, nangis di depan saya. Saya lari keluar, dicegat kakaknya itu. ‘Pak mohon jangan diributin’ katanya. ‘Gimana saya nggak diributin. Ini anak saya sendiri!’ Kata saya gitu,” kata Iwan, Kamis (7/12/2023).

Saat itu, Iwan merasa kesal karena hati yang kalut melihat kondisi putrinya. Namun di sisi lain, keluarga Alung yang ada di lokasi malah menghalangi Iwan untuk bertindak.

Karena rasa kesalnya itu, Iwan pun lari ke pos satpam di sekitar ruko dan melempar helm. Keributan itu akhirnya memancing orang-orang dari ruko lain untuk melihat kejadian tersebut.

“Kan sebelum Alung bilang sama saya, bapak sama kakaknya udah denger (cerita korban tewas). Jadi dia cerita dulu ke bapaknya, baru cerita ke saya. Harusnya kan orangtua tuh menanggulangi anaknya salah. Kenapa nggak dilaporin?” ucap Iwan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement