Rabu 27 Dec 2023 07:05 WIB

Ledakan Membuat Laut Merah Memanas

Houthi berjanji melanjutkan serangan sampai Israel menghentikan konflik di Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kapal Galaxy Leader berlabuh di lepas pantai As Salif, Yaman, di Laut Merah, pada Selasa, (28 /11/2023).
Foto: AP Photo/Maxar Technologies
Citra satelit yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kapal Galaxy Leader berlabuh di lepas pantai As Salif, Yaman, di Laut Merah, pada Selasa, (28 /11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Otoritas Maritim Inggris mengatakan dilaporkan ledakan di Laut Merah pinggir pantai Yaman. Laporan ini disampaikan setelah terlihat pesawat tanpa awak dan rudal di dua insiden yang terpisah.

Dalam notifikasinya Otoritas Maritim Inggris mengatakan dua drone terlihat sebelum dua ledakan terjadi di lima mil dari kapal yang terletak 50 mil sebelah barat Hodeidah di pantai barat Yaman. Pada Selasa (26/12/2023) otoritas mengatakan dalam insiden yang tampaknya terpisah juga terdengar ledakan dan terlihat rudal empat mil dari sebuah kapal yang sedang berada sekitar 60 mil dari Hodeidah.

Baca Juga

Belum diketahui apakah dua insiden itu melibatkan kapal yang sama. Otoritas Maritim Inggris tidak mengidentifikasi kapal tersebut.

Rincian kargo atau indikasi ke mana kapal atau kapal-kapal itu berlayar atau telah berlayar juga tidak diungkapkan. Dalam laporan itu disebutkan kapal dan awak kapal dalam keadaan aman.

Otoritas Inggris tidak mengatakan dari mana laporan drone atau rudal itu berasal. Selain itu juga belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden-insiden ini.

Laporan insiden ini datang satu pekan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan inisiatif keamanan maritim multinasional di Laut Merah. Langkah yang diambil untuk merespon serangan-serangan Houthi dari Yaman terhadap kapal-kapal komersial yang diduga terkait dengan Israel.

Kelompok yang didukung Iran itu menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak Oktober lalu sebagai bentuk solidaritas pada Palestina yang dikepung Israel di Gaza.

Kelompok ini mengatakan mereka mengincar kapal-kapal yang terkait dengan Israel dan kapal-kapal yang menuju ke Israel. Mereka juga memperingatkan perusahaan-perusahaan pelayaran agar tidak berurusan dengan pelabuhan-pelabuhan Israel.

Beberapa jalur pelayaran menangguhkan operasi melalui jalur perairan Laut Merah sebagai tanggapan atas serangan-serangan tersebut. Perusahaan-perusahaan pelayaran memilih untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh dengan mengitari Afrika.

Houthi berjanji melanjutkan serangan mereka sampai Israel menghentikan konflik di Gaza dan memperingatkan mereka akan menyerang kapal perang AS jika mereka itu sendiri menjadi sasaran. Houthi menguasai banyak wilayah di Yaman setelah berperang selama bertahun-tahun dan sejak itu menembakkan drone dan rudal ke Israel selatan. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement