REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dari Center of reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, berharap pemerintah mempercepat realisasi belanja pada tahun politik 2024 agar memberikan kontribusi yang lebih optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Menurut saya ini tidak mudah mengingat di beberapa tahun sebelumnya ketika ada pemilu maupun pilkada, belanja di daerah kerap kali tertahan dengan berbagai alasan," ujar Yusuf, kemarin.
Yusuf menyampaikan, saat ini di level nasional sebenarnya pemerintah sudah mulai melakukan daftar isian belanja yang lebih cepat. Harapannya dengan daftar isian belanja yang lebih cepat itu bisa dieksekusi lebih awal, sehingga setahun penuh itu tercukupi untuk kemudian melakukan eksekusi.
Menurut Yusuf, gelaran politik merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Berbagai macam rangakain kegiatan pemilu akan ikut memberikan kontribusi, terutama untuk pengeluaran yang sifatnya berkaitan dengan hal-hal tersebut seperti kampanye dan atribut-atribut yang digunakan.
"Tahun politik ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi di saat yang bersamaan juga bisa menjadi penghambat maupun tantangan," ujar Yusuf.
Yusuf menambahkan, pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan relatif moderat, artinya potensi pertumbuhannya tidak setinggi pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang dirasa atau dinilai bisa menghambat pertumbuhan ekonomi perlu dimitigasi sejak dini, sehingga setidaknya kalau kita bicara angka realistis pertumbuhan ekonomi yang di sekitaran 5 persen yang ingin disasar oleh pemerintah itu bisa tercapai.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya manajemen yang cermat terhadap dinamika politik dan ekonomi, serta kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.