Sabtu 30 Dec 2023 22:55 WIB

Geng Motor di Tasikmalaya Meresahkan, Polisi akan Bina Pelajar di Sekolah

Polisi juga akan melakukan pembinaan kepada para orang tua.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Karta Raharja Ucu
Polisi menangkap geng motor.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Polisi menangkap geng motor.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Aksi geng motor yang terjadi di wilayah Tasikmalaya menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk aparat kepolisian. Kepolisian Resor (Polres) Tasikmalaya menyebut akan menindak aksi geng motor apabila melanggar hukum.

Kepala Polres (Kapolres) Tasikmalaya AKBP Bayu Catur Prabowo mengatakan, munculnya aksi geng motor di wilayah Tasikmalaya akan menjadi perhatian aparat kepolisian. Pasalnya, Kapolda Jawa Barat (Jabar) telah meminta seluruh jajaran untuk menindak tegas geng motor yang melanggar hukum.

"Pak Kapolda meminta tindak tegas geng motor di wilayah. Kasat Reskrim harus proses tindak pidana secara penegakan hukum," kata dia, Sabtu (30/12/2023).

Ia menambahkan, polisi juga terus mengoptimalkan tim patroli untuk mencegah tindak kriminal jalanan. Harapannya, masyarakat dapat merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas.

Selain melakukan penindakan, polisi juga akan melakukan upaya pencegahan. Pencegahan itu akan dilakukan kepada kelompok motor yang ada di wilayah hukum Polres Tasikmalaya.

Bayu mengatakan, ada banyak kelompok motor yang ada di wilayah Tasikmalaya. Namun, tak semua kelompok motor itu identik dengan geng yang biasa membuat resah masyarakat.

"Kan ada kelompok yang sudah jadi organisasi masyarakat. Namun, ada beberapa yang belum terorganisir. Kita akan inventarisasi dan membina," kata dia.

Ia mengatakan, polisi tak melarang masyarakat untuk berorganinsasi. Namun, organisasi itu tidak boleh melakukan kegiatan yang berpotensi melanggar hukum.

"Kami akan kedepankan Satuan Lantas dan Binmas untik melakukam pembinaan," ujar dia.

Polisi juga akan bekerja sama dengan sekolah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa terkait geng motor. Pasalnya, tak jarang anggota geng motor masih berusia anak.

Ia berharap, para orang tua juga dapat mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan kendaraan. "Misalnya anak SMP tidak boleh bawa motor. Kalau bawa motor, malam harus sudah pulang. Karena trennya, perilaku mereka biasanya dilakukan malam hari," kata dia.

Menurut Bayu, upaya pencegahan aksi geng motor tidak hanya bisa dilakukan oleh aparat kepolisian. Dibutuhkan peran lingkungan dan keluarga untuk sama-sama melakukan pembinaan.

"Untuk meminimalisir geng motor, harus ada kerja sama dari berbagai pihak," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement