REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Pendopo dan ruang gamelan di Kantor Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diresmikan Rabu (3/1/2024). Keberadaan pendopo dan ruang gamelan itu diharapkan dapat membantu upaya dalam melestarikan seni budaya daerah.
Peresmian pendopo dan ruang gamelan itu dilakukan secara simbolis oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi. Selepas peresmian, GKR Mangkubumi bersama wakil bupati dan sekretaris daerah Kabupaten Sleman berkeliling melihat bangunan pendopo dan ruang gamelan, yang berada di bagian belakang.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengharapkan keberadaan pendopo dan ruang gamelan itu dapat mengangkat seni budaya daerah, sehingga kelestariannya terjaga. “Semoga dengan keberadaan pendopo dan ruang gamelan ini semakin memeriahkan pentas kesenian dan atraksi budaya, serta menjadi motivasi bagi pamong dan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya di Kalurahan Condongcatur,” ujar Danang.
Menurut Danang, hal itu sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman dalam upaya pengembangan kalurahan berbasis budaya. Ia mengatakan, saat ini Kabupaten Sleman memiliki 19 desa/kalurahan yang sudah ditetapkan melalui surat keputusan gubernur sebagai desa budaya. Lima kalurahan di antaranya sudah ditetapkan menjadi desa mandiri budaya.
Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, mengatakan, pembangunan pendopo dan ruang gamelan itu membutuhkan biaya kurang lebih Rp 2 miliar, yang berasal dari dana Silpa dan Pendapatan Asli Kalurahan (PAK). Pendopo itu dinamakan Kromoredjan. “Nama pendopo ini diambil dari lurah pertama Condongcatur pada tahun 1946,” ujar dia, dalam keterangan resminya.
Menurut Reno, pendopo tersebut nantinya ditujukan untuk berbagai aktivitas, seperti atraksi seni budaya dan UMKM.