Selasa 09 Jan 2024 08:03 WIB

Netanyahu Ancam Ubah Lebanon Jadi Seperti Gaza 

Pada 2006, Israel dan Hizbullah memang pernah terlibat konflik selama sebulan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Israel menyerang Hizbullah di Lebanon selatan pada Selasa (17/10/2023) pagi, menurut militer Israel.
Foto: AP
Israel menyerang Hizbullah di Lebanon selatan pada Selasa (17/10/2023) pagi, menurut militer Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mulai kehilangan kesabaran dalam menghadapi kelompok Hizbullah Lebanon yang terus melancarkan serangan lintas batas dan terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan. Netanyahu mengancam akan mengubah Lebanon menjadi seperti Jalur Gaza.

“Hizbullah membuat kesalahan serius terhadap kami pada 2006 dan melakukannya lagi sekarang. Mereka menganggap kami lemah seperti jaring laba-laba, dan sekarang mereka melihat laba-laba seperti apa kami ini,” kata Netanyahu saat bertemu dengan pasukan Israel di pemukiman Kiryat Shmona di utara dekat dengan perbatasan Lebanon, Senin (8/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Pada 2006, Israel dan Hizbullah memang pernah terlibat konflik selama sebulan. Netanyahu mengatakan, pasukan Israel akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan keamanan di perbatasan utara. “Saya beri tahu Anda bahwa ini adalah kebijakan saya. Kami telah memberikan contoh kepada Hizbullah tentang apa yang terjadi pada teman-temannya di selatan,” ujar Netanyahu merujuk pada agresi Israel ke Jalur Gaza dalam rangka menumpas kelompok Hamas.

“Itulah yang akan terjadi di sini, di utara. Kami akan melakukan apa pun untuk mengembalikan keamanan,” tambah Netanyahu. Pemimpin senior Hizbullah, Wissam Al-Hassan, tewas pada Senin (8/1/2024) pagi, dalam serangan udara Israel ke kota Khirbet Selm di Lebanon selatan.

Pekan lalu, Hizbullah menembakkan lebih dari 60 roket ke pangkalan militer Israel. Hizbullah mengatakan, serangan itu merupakan respons atas kematian wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, yang terbunuh akibat serangan drone Israel ke Beirut.

“Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh al-Arouri, perlawanan Islam (Hizbullah) menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Sabtu (6/1/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Saleh al-Arouri terbunuh dalam serangan drone Israel ke kantor Hamas di Mecherfeh di Beirut selatan, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Selain Arouri, setidaknya terdapat lima orang lainnya yang turut tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandan Brigade Al-Qassam, yakni sayap militer Hamas.

Arouri menjadi pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh Israel sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Hizbullah sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membiarkan pembunuhan Arouri berlalu begitu saja. “(Pembunuhan Arouri) adalah kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa kami diamkan,” ujar Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Rabu (3/1/2024).

Arouri adalah tokoh yang berperan membangun kembali hubungan Hamas dengan Hizbullah di Lebanon. Kedua kelompok tersebut sempat berseberangan karena mendukung pihak yang berbeda dalam konflik sipil di Suriah. Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982, pernah berperang selama sebulan melawan Israel pada 2006. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement