Rabu 10 Jan 2024 14:58 WIB

Hancurnya Kebudayaan Palestina Akibat Agresi Israel ke Gaza

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama hampir empat bulan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023).
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina memeriksa kerusakan masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, (8/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Agresi Israel ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung selama hampir empat bulan tidak hanya menyebabkan korban jiwa yang tinggi. Serangan tanpa pandang bulu Israel turut menimbulkan kehancuran infrastruktur yang masif. Gedung atau bangunan bersejarah dan pusat-pusat kebudayaan di Gaza turut terimbas kebrutalan agresi Israel.

Kementerian Kebudayaan Palestina telah merilis Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan edisi ketiga yang memuat pemaparan kerusakan atau kehancuran gedung bersejarah, situs warisan, dan pusat-pusat kebudayaan di Gaza akibat serangan Israel. “Selama perang, kami kehilangan puluhan institusi, teater, perpustakaan, penerbit, museum, bangunan bersejarah, situs suci, karya seni, dan warisan, terutama pakaian kuno dan tekstil warisan,” demikian bunyi salah satu kalimat dalam laporan tersebut, dikutip kantor berita Palestina, WAFA, Selasa (9/1/2024).

Baca Juga

Dalam Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan disebutkan bahwa rakyat Palestina telah berkontribusi secara signifikan dalam memperkaya kesadaran budaya dengan pencapaian-pencapaian penting yang akan tetap menjadi ciri khas kemajuan umat manusia, di antaranya melalui peradaban Kanaan, Fenisia, Kristen, dan Islam. “Diamnya organisasi-organisasi internasional yang dipercaya untuk melindungi situs-situs warisan budaya sesuai hukum internasional dalam menghadapi penargetan warisan material dan non-material kami bukan hanya pengkhianatan terhadap pencapaian peradaban Arab Kanaan kita, tapi juga keterlibatan dalam penghancuran bagian penting dari ingatan dunia,” kata laporan tersebut.

Tak hanya bangunan fisik, Kementerian Kebudayaan Palestina mengungkapkan, selama hampir empat bulan terakhir, setidaknya 41 seniman, penulis, dan aktivis budaya di Gaza terbunuh akibat serangan Israel. Banyak dari mereka turut kehilangan anggota keluarga, termasuk perpustakaan dan studio pribadinya. Kementerian Kebudayaan Palestina mengatakan, banyak pula karya seni berharga serta manuskrip sastra terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

“Perang yang dilancarkan oleh pendudukan (Israel) terhadap rakyat kami berdampak pada manusia, batu, pohon, tempat, dan waktu dalam upaya putus asa untuk menghapus identitas nasional kami dan menghapus ingatan kolektif rakyat kami, menghancurkan semua bukti hubungan mereka dengan tanah air,” kata Kementerian Kebudayaan Palestina.

Meskipun sulit mengungkap fakta yang komprehensif dan akurat mengenai kerugian yang dialami rakyat Palestina di Jalur Gaza, Laporan Awal Kerusakan Sektor Kebudayaan yang disusun oleh tim Kementerian Kebudayaan Palestina bertujuan menjelaskan situasi kekayaan budaya serta warisan benda dan non-benda di Gaza. “Budaya Palestina adalah kode genetik dari identitas nasional kita, esensi dan landasan narasi sejarah, hak asasi manusia, dan advokasi politik kita,” laporan tersebut menyimpulkan.

Masjid dan Gereja Bersejarah Hancur Diserang Israel

Masjid Otsman bin Qashqar yang berada di kota tua Kota Gaza adalah salah satu bangunan bersejarah yang menjadi target serangan Israel. Masjid yang dibangun pada 620 Hijriah (1220 Masehi) itu dibom oleh Israel pada 7 Desember 2023 lalu.

“Arkeologi kuno Masjid Otsman bin Qashqar di kota tua Kota Gaza hari ini dibom oleh pesawat tempur Israel, yang juga menyebabkan korban jiwa dan kerusakan pada rumah-rumah di sekitarnya,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya bulan lalu.

Masjid Otsman bin Qashqar terletak di lingkungan al-Zaytoun, sebelah timur Kota Gaza. “Masjid ini dibangun pada tahun 620 Hijriah (1220 M). Meskipun luasnya kecil, namun merupakan salah satu masjid dan situs arkeologi tertua di Jalur Gaza,” tulis WAFA.

Masjid Ostman bin Qashdar berdiri di dekat Masjid Agung Al-Omari yang sudah terlebih dulu hancur akibat agresi Israel. Selain itu, terdapat pula gereja bersejarah di Gaza yang rusak akibat terhantam serangan Israel, yakni Gereja Santo Porfiri.

Pada 19 Oktober 2023, Israel mengebom Gereja Santo Porfiri. Gereja tersebut merupakan salah satu gereja tertua di dunia yang dibangun antara tahun 1150 dan 1160-an. Serangan udara Israel ke gereja itu membunuh sedikitnya 18 orang.

Serangan ke Gereja Santo Porfiri memantik reaksi keras dari dunia internasional. Hal itu karena ketika dibom Israel, gereja tersebut tengah menampung warga Gaza yang sedang berlindung. Pengeboman Gereja Santo Porfiri dikutuk keras oleh Dewan Gereja Dunia (WCC). “Kami mengutuk serangan yang tidak masuk akal terhadap kompleks suci ini dan menyerukan kepada komunitas dunia untuk menegakkan perlindungan di Gaza terhadap tempat-tempat perlindungan, termasuk rumah sakit, sekolah, dan rumah ibadah,” ujar Sekretaris Jerry Pillay, dikutip laman Vatican News.

Hingga saat ini Israel masih menggempur Gaza. Lebih dari 23 ribu Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sementara itu korban luka mendekati angka 59 ribu orang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement