Kamis 11 Jan 2024 16:17 WIB

160 Anak Meninggal Setiap Hari di Palestina pada Desember 2023

Kematian anak karena perang Israel di Gaza jauh melebihi di Suriah dan Afghanistan.

Seorang anak Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza dirawat di Khan Younis pada Jumat (8/12/2023).
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Seorang anak Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza dirawat di Khan Younis pada Jumat (8/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepala partai France Unbowed di Majelis Nasional Mathilde Panot mengatakan jumlah kematian anak karena perang Israel di Gaza jauh melebihi di Suriah dan Afghanistan. Menurut anggota parlemen Prancis itu, selama Desember sebanyak 160 anak meninggal setiap hari di Gaza.

“Sebanyak 160 anak kehilangan nyawa mereka setiap hari di Palestina, sejumlah kematian anak karena konflik jauh melebihi yang diamati dalam konflik Suriah (dua per hari) dan Afghanistan (tiga per hari), angka yang sudah mengerikan," kata Panot, dilansir dari TRT World, Kamis (11/1/2024).

Baca Juga

Panot menyebut situasi di Gaza mengerikan karenanya dia juga mendesak Prancis untuk memanfaatkan kesempatan kepresidenan Dewan Keamanan PBB saat ini untuk memajukan masalah gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Palestina. Panot menekankan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak dapat melanjutkan tindakannya dengan impunitas.

Ia juga mengutuk blokade Israel di Gaza, dengan mengatakan kelompok internasional telah memperingatkan bahwa akan lebih banyak orang mati karena epidemi, kelaparan, atau kehausan di Gaza, daripada dari bom atau bahkan senjata.

Pemimpin sayap kiri juga meminta Prancis untuk mendukung inisiatif yang diambil oleh Afrika Selatan. Afrika selatan mengajukan gugatan di hadapan Mahkamah Internasional, bahwa Israel telah melakukan genosida kepada rakyat Palestina di Gaza dan pengadilan PBB yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan perselisihan antarnegara.

Menurut Panot, serangan Israel terhadap Lebanon juga ilegal di bawah hukum internasional, karena menimbulkan risiko memicu konflik di wilayah tersebut. Pada Senin, Jean-Luc Melenchon, mantan pemimpin French Unbowed, memanggil Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan agresi Netanyahu di Lebanon.

Di media sosial, Melenchon mengatakan...

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement