REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mendesak KTT ke-19 Gerakan Non-Blok di ibu kota Uganda, Kampala, untuk mengutuk tindakan Israel di Jalur Gaza.
Shoukry membuat pernyataan tersebut atas nama Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan menekankan bahwa “wilayah Timur Tengah sedang menyaksikan krisis yang meluas sebagai akibat dari agresi brutal Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.”
Shoukry mendesak Gerakan Non-Blok "untuk tetap berpegang pada posisi historisnya dalam mengutuk praktik ilegal Israel dan menolak upaya Israel untuk mengusir rakyat Palestina dan menghapuskan perjuangan mereka."
KTT ke-19 Gerakan Non-Blok di Kampala dimulai pada Jumat (19/1/2024) dan dijadwalkan berlangsung hingga 24 Januari 2024.
Gerakan Non-Blok (GNB) dibentuk pada 1961 di Beograd di bawah kepemimpinan Yugoslavia untuk menghindari polarisasi dunia antara Blok Barat dan Blok Timur pada masa Perang Dingin. Saat ini, GNB memiliki 120 negara anggota dari seluruh dunia.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang di Israel.
Setidaknya 24.762 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.108 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel juga telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah krisis makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong itu rusak atau hancur, menurut PBB.