REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Pemprov Jatim menambah kapasitas pompa air dan genset di Pintu Air Kuro, Desa Kuro, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meyakini, ditambahnya daya pompa air dan genset, serta rekonstruksi Pintu Air Kuro tersebut dapat mempercepat penurunan air ketika terjadi banjir di Kabupaten Lamongan.
Setiap musim penghujan, di wilayah Bengawan Jero terdapat sebanyak 59 desa di delapan kecamatan yang menjadi langganan banjir. Tidak tanggung-tanggung, banjir bisa menggenangi puluhan desa tersebut antara empat hingga enam bulan setiap tahunnya.
"Tanggal 24 Februari 2023, saya bersama Bupati Lamongan melaksanakan kunjungan ke wilayah terdampak banjir di wilayah Bengawan Jero. Kunjungan saat itu untuk meninjau lapangan dan dilaksanakan upaya penanganan banjir Bengawan Jero melalui kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Lamongan, dan BBWS Bengawan Solo," kata Khofifah, Senin (22/1/2024).
Kolaborasi tersebut, lanjut Khofifah, dimulai dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang melakukan kajian. Karena, Bengawan Jero sendiri termasuk dalam wilayah Sungai Bengawan Solo yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS.
Hasilnya, lanjut Khofifah, ternyata dibutuhkan pompa berkapasitas 20 ribu liter per detik untuk penanganan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Jero. Kapasitas yang diperlukan tersebut dibagi menjadi dua. Masing-masing, Pintu Air Kuro sebesar 10 ribu liter per detik dan Pintu Air Melik sebesar 10 ribu liter per detik.
Selanjutnya, kata Khofifah, rapat koordinasi penanganan banjir Bengawan Jero disepakati bahwa kegiatan penanganan banjir dilakukan secara sharing antara BBWS Bengawan Solo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Lamongan. Penambahan kapasitas pompa menjadi 10 ribu liter per detik di Pintu Air Kuro dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Kemudian, penambahan kapasitas pompa menjadi 10 ribu liter per detik di Pintu Air Melik dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan. Adapun untuk kegiatan normalisasi dilakukan oleh BBWS Bengawan Solo, yang tujuannya mengurangi luas dan waktu genangan banjir di wilayah Bengawan Jero secara signifikan.
"Selain itu, konstruksi pompa tambahan untuk menangani banjir dengan data teknis pompa tipe submersible axial pump kapasitas 2.000 liter per detik head 6 meter sebanyak tiga unit, serta genset tipe silent kapasitas 400 KVA sebanyak tiga unit," ujarnya.
Khofifah berharap, penambahan kapasitas pompa air dan genset di Pintu Air Kuro benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Utamanya saat musim hujan, genangan banjir bisa berkurang dan cepat surut.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi meyakini, penambahan kapasitas pompa dan dan genset di Pintu Air Kuro tersebut bakal memberi banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Dimana pompa tersebut dapat meningkatkan pembuangan air yang sebelumnya 3.500 liter per detik, menjadi 11 ribu liter per detik.
"Insya Allah mempercepat keluarnya air ketika terjadi genangan," ujarnya.
Yuhronur mengatakan, sejumlah upaya memang telah dilakukan untuk mengantisipasi banjir berkepanjangan di sejumlah desa di Lamongan. Pintu air bagian utara yang tadinya tidak bisa dimanfaatkan secara optimal, kata dia, saat ini sudah diperbaiki dan saluran pembuangan di dasar berfungsi optimal.
Selain Pintu Air Kuro, lanjut dia, dialjukan pula normalisasi di Pintu Air Melik. Tidak hanya berfungsi sebagai pembuangan air saat banjir, melainkan juga ketika musim kemarau masyarakat bisa mengambil air.
"Kami akan terus memelihara keberlanjutan Pintu Air Kuro untuk tidak sekadar mengatasi banjir, melainkan juga meningkatkan pertanian bagi masyarakat Lamongan," ucapnya.