Ahad 28 Jan 2024 21:02 WIB

Gerakan Boikot Israel Tidak Berhenti dan Terus Tumbuh

Gerakan boikot ini juga dilakukan di negara-negara Asia Pasifik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Partisipasi Generasi Z pada boikot produk Israel mencapai 50 persen.
Foto: Tim Infografis
Partisipasi Generasi Z pada boikot produk Israel mencapai 50 persen.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Koordinator BDS Asia Pasifik Apoorva Gautama mengatakan gerakan Boikot Divestasi Sanksi terhadap Israel (BDS) terus meluas dan tidak berhenti. Tidak hanya di Timur Tengah, gerakan boikot ini juga dilakukan di negara-negara Asia Pasifik demi mendesak gencatan senjata di Gaza, Palestina.

"Perkembangan terkini selama empat bulan terakhir sejak adanya genosida di Gaza, yg telah menelan lebih 26 ribu korban jiwa, bahwa gerakan BDS tidak berhenti dan justru terus tumbuh dan ini penting bagi kita untuk bagaimana kita menyalurkan amarah kita," ujar Apoorva dalam acara BDS Indonesia Town Hall bertajuk Stop the Genocide Rnd Apartheid di Pusat Perfilman Indonesia Usmar Ismail, Jakarta, Ahad (28/1/2024).

Baca Juga

Apoorva pun mengapresiasi Gerakan BDS di Indonesia yang juga terus kencang menyuarakan suara rakyat Gaza. Meskipun Apoorva mengakui, tidak semua produk diboikot mengingat implementasinya sulit, tetapi BDS ini diharapkan bisa efektif memberikan efek bagi Israel.

Karena itu, Apoorva mendorong boikot terhadap produk yang ikut berperan langsung dengan kejahatan Israel terhadap Palestina. Salah satunya perusahaan logistik perdagangan milik Israel, ZIM.