Kamis 08 Feb 2024 00:30 WIB

Sudirman Said: Kritik dari Perguruan Tinggi tak Boleh Diabaikan

Sudirman Said mengibaratkan peringatan dari akademisi itu sebagai spion dan rem.

Co-kapten Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar AMIN Sudirman Said saat berkomentar tentang pernyataan Presiden RI Joko Widodo bahwa Presiden boleh melakukan kampanye dan sikap berpihak pada paslon tertentu di Rumah Perubahan Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).
Foto: Republika/Eva Rianti
Co-kapten Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar AMIN Sudirman Said saat berkomentar tentang pernyataan Presiden RI Joko Widodo bahwa Presiden boleh melakukan kampanye dan sikap berpihak pada paslon tertentu di Rumah Perubahan Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN), Sudirman Said, menyebut bahwa kritik yang dikeluarkan sejumlah perguruan tinggi terkait kondisi tanah air tidak boleh diabaikan pemerintah.

Dalam Sarasehan Rakyat di GOR Mahkota Graha, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu, Sudirman mengatakan keprihatinan yang disampaikan para akademisi dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi itu seharusnya dipandang sebagai peringatan atau alarm tanda bahaya, guna menyelamatkan bangsa Indonesia dari oknum yang ingin menggerus demokrasi.

Baca Juga

"Ibarat mobil, peringatan para akademisi dan guru besar itu adalah spion, lampu sign, speedometer, dan juga rem. Kalau mengabaikan suara para cendekiawan, maka itu sama dengan mencopoti satu per satu alat kontrol," kata Sudirman dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Sudirman pun berharap para penguasa tidak menyumbat aspirasi dari kaum intelektual yang berkembang saat ini, karena hal itu bukanlah ancaman melainkan bentuk kepedulian. Dia mengibaratkan aspirasi seperti air. Jika aspirasi disumbat, maka mereka akan mencari jalan keluar ke mana-mana.

"Air kalau terus dibendung, lama-lama akan merembes atau bocor ke mana-mana. Kalau bendungannya tidak kuat, maka akan jebol," jelasnya.

Dia juga berharap pemerintah menerima masukan, aspirasi, dan keprihatinan dari para akademisi dan guru besar tersebut. Menurut Sudirman, suara mereka murni untuk menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia.

Sementara itu, pernyataan kritik terkait kondisi negara dan penyelenggaraan pemilu di Indonesia terus dilakukan oleh akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di tanah air dalam beberapa waktu terakhir.

Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) telah menyampaikan pernyataan dan kritikan kepada penyelenggara pemilu dan Presiden Joko Widodo agar bersikap netral selama Pemilu 2024.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Masa kampanye Pilpres 2024 berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement