REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Penutur bahasa ibu dengan menggunakan bahasa daerah setiap tahunnya terus berkurang. Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, Aminuddin Azis, penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa Ibu oleh para penuturnya selama ini sudah banyak ditinggalkan.
Aminuddin mencontohkan, penutur Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu selalu menurun setiap tahun. Berdasarkan data statistik selama 10 tahun yakni dari 2010 sampai 2020 terdapat penurunan jumlah penutur bahasa Sunda sekitar 2 juta orang.
"Ya berarti pengguna bahasa Sunda ini selalu berkurang 200 ribu setiap tahunnya," ujar Aminuddin di acara Mieling Poe Basa Indung 2024, bersama Kilinik Basa di Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Jalan Naripan, Kota Bandung, Rabu (21/2/2024).
Tak hanya di Jabar, kata dia, penutur bahasa daerah di daerah lain pun kondisinya sama terus berkurang. Oleh karena itu, pihaknya membuat program revitalisasi bahasa. Yakni, dari 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia, baru 92 bahasa ibu berhasil direvitalisasi.
"Kami berharap, angka tersebut dapat terus bertambah seiring dengan semangat bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan tentunya masyarakat," katanya.
Aminuddin menilia, tingginya animo masyarakat di acara Mieling Poe Basa Indung 2024 ini, menjadi bukti bahwa masih ada yang peduli terhadap bahasa ibu. Ia pun, sangat mengapresiasi semangat masyarakat, dalam menjaga budaya bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
"Paling tidak memperlambat kepunahan bahasa. Sebab punahnya bahasa adalah keniscayaan. Alhamdulillah dengan program revitalisasi bahasa, antusiasme masyarakat untuk gunakan bahasa ibu semakin meningkat," katanya.
Karena, kata dia, lewat revitalisasi bahasa, dengan harapan menghidupkan kembali bahasa daerah yang sekarang perlahan diakui Aminuddin sudah mulai banyak ditinggalkan. Kegiatan Mieling Poe Basa Indung sendiri, merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh setiap 21 Februari, sesuai dengan ditetapkan oleh UNESCO.
"Saya melihat, hampir 500 orang hadir. Menunjukkan semangat dari masyarakat dalam melestarikan bahasa Sunda," katanya.
Kegiatan ini, kata dia, akan dilaksanakan di daerah lain dengan harapan penggunaan bahasa ibu oleh masyarakat dan siswa dapat terus meningkat. Sebagai komitmen, melestarikan bahasa ibu. "Program paling efektif, dengan pembelajaran. Kita menggunakan pola, guru yang sudah ada untuk bisa mengajarkan bahasa daerah dan kita garap dari usia muda, dari siswa SD dan SMP," katanya.