Sabtu 24 Feb 2024 14:59 WIB

China-AS Bahas Situasi Semenanjung Korea Akibat Uji Rudal Korut

Uji coba rudal Korut akhir-akhir ini telah menimbulkan kekhawatiran.

Korea Utara luncurkan rudal jelajah strategis Hwasal-2 di Laut Barat Korea, Korea Utara, 30 Januari 2024. Menurut kantor berita KCNA, Tentara Rakyat Korea (KPA) menggelar latihan untuk memeriksa serangan balik dan kemampuan serangan strategisnya.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Korea Utara luncurkan rudal jelajah strategis Hwasal-2 di Laut Barat Korea, Korea Utara, 30 Januari 2024. Menurut kantor berita KCNA, Tentara Rakyat Korea (KPA) menggelar latihan untuk memeriksa serangan balik dan kemampuan serangan strategisnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Diplomat China dan Amerika Serikat membahas ketegangan di Semenanjung Korea menyusul uji coba rudal oleh Korea Utara baru-baru ini, menurut Kementerian Luar Negeri China pada Jumat.

Utusan Khusus China untuk Urusan Semenanjung Korea Liu Xiaoming dan Wakil Utusan Khusus AS untuk Korut Jung Pak mengadakan konferensi video, menurut Kemlu China dalam sebuah rilis pers.

Baca Juga

Selama pembicaraan itu, Liu menekankan pentingnya menyelesaikan masalah utama di Semenanjung Korea dan menyelesaikan permasalahan bersama melalui dialog.

Liu menekankan kestabilan akan menguntungkan kawasan itu dan dunia. Dia juga memastikan komitmen China untuk memainkan peran penting dalam upaya resolusi politik atas masalah tersebut.

Sementara itu, Pak mengakui bahwa AS menghargai kontribusi China terhadap masalah ini dan menyatakan keinginannya untuk melanjutkan komunikasi dan kolaborasi guna menghadapi berbagai tantangan di Semenanjung Korea.

Uji coba rudal Korut akhir-akhir ini telah menimbulkan kekhawatiran, tidak hanya di Korea Selatan tetapi juga di Jepang, sekutu penting AS lain di kawasan itu. Sebagai respons, ketiga negara telah mengintensifkan kerja sama militer dan latihan bersama untuk melawan ancaman Korut.

Di saat yang sama, Washington mendesak Beijing untuk menggunakan pengaruhnya untuk memaksa Pyongyang menghentikan program nuklir dan rudal mereka. Beijing menegaskan bahwa sikap tidak saling percaya antara AS dan Korut perlu diselesaikan terlebih dahulu.

sumber : ANTARA/Anadolu
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement