Selasa 12 Mar 2024 09:49 WIB

Marak Kasus DBD, Warga Bulukumba Ramai Minta Fogging

Penting menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan

Kegiatan fogging di Dusun Sayang, Desa Keranji Mancal, Kecamatan, Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Foto: Dok. Gmc
Kegiatan fogging di Dusun Sayang, Desa Keranji Mancal, Kecamatan, Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BULUKUMBA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mencatat 130 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan Case Fatality Rate (CFR) atau persentase angka kematian akibat penyakit tersebut sebesar 1,3 persen. "Tingginya kasus DBD dan persentase angka kematian akibat DBD tersebut sepanjang Januari hingga Maret 2024, menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah dan masyarakat Bulukumba," kata Pengelola Program DBD, Dinas Kesehatan Bulukumba, Etty Susanty dalam keterangan persnya di Bulukumba, Senin, (11/3/2024).

Kondisi tersebut, lanjut dia, menyebabkan masyarakat ramai-ramai meminta kepada pemerintah untuk melakukan fogging atau pengasapan di sekitar rumahnya. Fogging atau pengasapan adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.

Baca Juga

Tingginya permintaan fogging itu diakui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Amrullah. Dia mengatakan, pihaknya menerima banyak laporan dan permintaan fogging, meski itu bukanlah solusi utama dalam penanganan kasus DBD. "Sebenarnya yang lebih penting adalah menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, petugas puskesmas telah melakukan edukasi masif pada masyarakat setempat, baik melalui penyuluhan kelompok maupun secara mobile. Namun, perubahan cuaca dan tingginya intensitas hujan di beberapa daerah menjadi faktor meningkatnya kasus DBD.

Sementara itu, Etty mengimbuhkan, fogging atau pengasapan akan membunuh nyamuk dewasa di luar rumah, namun tidak efektif untuk membunuh jentik nyamuk. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan berkelanjutan, minimal seminggu sekali di rumah dan lingkungan masing-masing.

Petugas kesehatan juga selalu mengingatkan pentingnya Gerakan 3M Plus, yaitu Menutup, Menguras, Mendaur Ulang, melalui berbagai media sebagai upaya mencegah peningkatan kasus DBD. "Dengan upaya tersebut diharapkan kasus DBD di Bulukumba dapat ditekan dan masyarakat dapat hidup lebih sehat, serta nyaman dari ancaman penyakit DBD," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement