REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) memandang kasus bunuh diri sekeluarga di Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi pengingat dukungan kerabat, masyarakat, dan negara, penting dalam membantu keluarga yang tengah mengalami kesulitan.
"Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya dukungan keluarga, masyarakat, dan negara dalam membantu keluarga-keluarga yang sedang mengalami kesulitan agar menemukan jalan keluar dari masalahnya," kata Anggota Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi saat dihubungi di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Pihaknya menyampaikan Komnas Perempuan turut berduka cita mendalam atas meninggalnya keempat korban. "Komnas Perempuan ikut berduka yang mendalam atas peristiwa ini," kata Siti Aminah Tardi.
Berkaca dari peristiwa ini, pihaknya pun mendorong agar negara membangun sistem layanan kesehatan mental untuk mencegah bunuh diri di masyarakat. "Kemudian meningkatkan kesadaran publik akan kesehatan mental dan dampaknya," kata dia.
Siti Aminah Tardi menambahkan jika seseorang mengalami tekanan atau depresi, orang tersebut diminta agar segera mencari bantuan profesional, maupun terbuka pada keluarga besar untuk mendapatkan dukungan dalam mengatasi masa-masa sulit yang dihadapi. "Secara personal jika mengalami tekanan atau depresi, sebaiknya segera mencari bantuan, terbuka pada keluarga besar untuk mendapatkan dukungan mengatasi masa-masa sulit," katanya.
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri dari pria berinisial AE (50 tahun), perempuan berinisial AIL (52), anak laki-laki berinisial JWA (13) dan anak perempuan berinisial JL (16), tewas usai melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/3/2024) lalu.