REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK — Sejumlah pasien RSUD Umar Mas’ud Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dialihkan tempat perawatannya karena khawatir terjadi gempa susulan. Terlebih, pada Sabtu (23/3/2024), sekitar 19.57 WIB, dilaporkan terjadi gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,6, yang berpusat di 106 kilometer timur laut Tuban.
Direktur Utama RSUD Umar Mas’ud Bawean, Helizzamah, menjelaskan, ada empat ruangan yang rusak, yakni Unit Gawat Darurat (UGD), Verlos Kamer atau ruang persalinan, serta ruang rawat inap Dahlia dan Bougenville. Sementara ruangan lainnya berada di area belakang RSUD, yang secara akses dinilai kurang memadai jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Karena itu, sejumlah perawatan dialihkan ke tempat perawatan lain. “Untuk sementara semua pelayanan dari rawat inap yang ada di belakang kami alihkan ke depan hingga di tenda darurat,” ujar Helizzamah di Bawean, Sabtu (23/3/2024).
Menurut Helizzamah, pemindahan pasien itu dilakukan atas persetujuan dari pihak keluarga karena khawatir terjadi gempa susulan. Saat ini, kata dia, ada sembilan pasien yang dirawat di RSUD Umar Mas’ud, terdiri atas dua anak dan tujuh pasien dewasa.
“Alhamdulillah, semua kondisi pasien dalam keadaan baik-baik saja, meskipun dipindah ke depan karena secara kenyamanan dan psikologis pasien lebih baik, jadi tidak terlalu khawatir saat ada gempa susulan,” ujar Helizzamah.
Helizzamah mengatakan, saat terjadi gempa ada dua korban yang sempat dirawat di RSUD Umar Mas’ud. “Ada dua, yang satu dewasa karena terkena material bangunan, tapi kondisinya luka ringan, dan satu anak umur dua tahun dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik,” ujar dia.
Hal tersebut dilakukan karena ada instruksi dari dokter anak bahwa ditakutkan ada yang pecah di daerah kepala. “Cerita dari pihak keluarga, saat gempa waktu sore kemarin anak itu terjatuh dan tertimpa kakaknya yang sedang lari, akhirnya kami rujuk ke Ibnu Sina,” kata Helizzamah.