REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Foto kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya ketika masih menjabat sebagai Katib Aam PBNU kembali viral.
Gus Yahya memberikan klarifikasi kepada wartawan soal kunjungannya ke Israel beberapa tahun lalu itu. Gus Yahya bercerita bahwa dirinya juga diminta bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Gus Yahya mengaku kepada Netanyahu tetap meminta ada perdamaian. "Terus terang, saya ditanya, bagaimana sikap Indonesia terhadap Israel. Saya bilang tidak akan berubah sampai ada titik terang untuk jalan keluar bagi masalah Palestina, saya sampaikan dengan terus terang," jelas Gus Yahya.
Gus Yahya mengatakan, kalau kemudian sekarang dipersoalkan lagi pertemuannya dengan Netanyahu, melakukan jabat tangan atau salaman dan senyum-senyum. Masa harus langsung saya "piting" Netanyahu, itu tidak mungkin karena itu adalah pertemuan diplomatik.
"Kalau kemudian sekarang misalnya, dipersoalkan saya ketemu, salaman, senyum-senyum, ya masa langsung saya 'piting' Netanyahu di situ, ya tidak mungkin, wong ini pertemuan diplomatik, gimana," ujar Gus Yahya sambil bercanda dan disambung dengan tawa.
Jajaran pengurus PBNU yang hadir di sana juga ikut tertawa dengan candaan Gus Yahya.
Gus Yahya juga menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) sama sikapnya dengan pemerintah Republik Indonesia, menuntut dan mendesak gencatan senjata segera.
Gus Yahya mengatakan, menjelang bulan Ramadhan, PBNU menyeru kepada seluruh masyarakat khususnya warga NU untuk melaksanakan Qunut Nazilah.
"Untuk memintakan pertolongan Allah, untuk saudara-saudara kita di Palestina. Ini kita lakukan semuanya ikhtiar secara lahir dan batin sampai sekarang," ujar Gus Yahya kepada wartawan saat konferensi pers isu-isu mutakhir pasca Idul Fitri 1445 H di Gedung PBNU, Kamis (18/4/2024).
Menjawab pertanyaan tersebut, Gus Yahya menjelaskan alasannya berkunjung ke Israel. Kemudian di sela-sela penjelasannya, Gus Yahya bercanda soal pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Gus Yahya mengatakan, soal kunjungan ke Israel dulu, sebetulnya tidak perlu membuat pernyataan lagi. Tinggal googling saja beritanya sudah banyak.
Gus Yahya menjelaskan, pada dasarnya bertekad untuk tidak tinggal diam dalam menyikapi persoalan Palestina dan Israel. Maka melakukan apapun yang mampu dilakukan, mencari jalan peluang dan ikhtiar. Semua kemungkinan dan peluang harus ditempuh.
"Semua peluang yang ada harus kita masuki, nah soal hasilnya ini kita memang berharap bahwa akan ada respons yang positif dari berbagai pihak yang kita engage (libatkan), walaupun sampai sekarang memang kita belum melihat perubahan sikap yang signifikan misalnya dari pihak-pihak tertentu, misalnya dari Israel, dari pihak Palestina, maupun dari pihak-pihak yang terlibat semuanya seperti Amerika, negara-negara Teluk, negara-negara Timur Tengah, belum ada perubahan sikap ke arah perdamaian," kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku, berkunjung ke Israel pada waktu itu karena memang ada peluang. Bayangkan waktu itu menjabat sebagai Khatib Aam PBNU, diberi kesempatan bicara di depan konferensi global Yahudi seluruh dunia.
Menurutnya, itu adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk meminta terciptanya perdamaian. Itu juga kesempatan untuk menyampaikan prinsip keadilan yang menjadi ajaran semua agama.
"Saya kan harus manfaatkan kesempatan itu dan saya sampaikan, kita minta perdamaian. Kita ingatkan tentang rahmat, kita ingatkan tentang prinsip keadilan yang menjadi ajaran dari semua agama dan prinsip-prinsip orang dan kemanusiaan," ujar Gus Yahya.