Jumat 03 May 2024 17:55 WIB

ITDC Gandeng Kemenperin Soal Inovasi Kelola Limbah 

Kolaborasi ini untuk menghadirkan solusi inovatif dalam pengelolaan limbah industri.

ITDC melalui Nusantara Utilitas gandeng Kemenperin kembangkan inovasi pengelolaan limbah. (ilustrasi)
Foto: ANTARAFOTO/Maulana Surya
ITDC melalui Nusantara Utilitas gandeng Kemenperin kembangkan inovasi pengelolaan limbah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- BUMN PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) melalui anak usahanya Nusantara Utilitas menggandeng Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mengembangkan inovasi pengelolaan limbah.

“Kolaborasi strategis ini untuk menghadirkan solusi inovatif dalam pengelolaan limbah industri,” kata Direktur Operasi ITDC Nusantara Utilitas Hari Wibisono di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga

Kerja sama itu mencakup pelaksanaan kolaborasi pendidikan, pelatihan, magang, penelitian, diseminasi hasil penelitian, dan pengembangan masyarakat di kawasan pariwisata. Ia mengharapkan kolaborasi itu dapat memberikan dampak positif bagi penataan dan operasional kawasan pariwisata maupun industri.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Masrokhan menambahkan kerja sama juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri. Kerja sama pengembangan SDM itu melalui program pelatihan dan peningkatan keterampilan yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan dan transformasi industri tanah air.

Salah satu kawasan pengelolaan BUMN itu yakni di the Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali yang per hari rata-rata produksi limbah cair dari kawasan perhotelan elit itu mencapai sekitar 6.000 meter kubik atau per bulan mencapai 170 ribu meter kubik.

Limbah cair itu kemudian diolah di kolam kawasan Lagoon, Nusa Dua, di atas lahan seluas total 20 hektare dengan kapasitas olahan mencapai 10 ribu meter kubik per hari. Sebanyak 90 persen dari limbah cair yang diolah itu digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan rumput yang ada di kawasan mewah seluas sekitar 350 hektare tersebut. Sedangkan untuk sampah, pihaknya memilah sampah organik dan anorganik misalnya plastik, kertas, bahan berbahaya hingga residu.

Setiap bulannya, di kawasan perhotelan mewah itu menghasilkan sebanyak 481 meter kubik volume sampah organik atau mencapai 81 persen dan 115 meter kubik volume sampah anorganik atau mencapai 19 persen. Dari 482 meter kubik volume sampah organik kemudian diolah kembali menjadi pupuk yang rata-rata diproduksi mencapai 29 meter kubik tiap bulan di fasilitas komposting Lagoon, Nusa Dua.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement