Ahad 05 May 2024 22:41 WIB

Netanyahu Tutup Al Jazeera di Israel

Al Jazeera kerap memberitakan kekejaman tentara Israel.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Jurnalis Al Jazeera kehilangan anaknya akibat serangan udara Israel di Rafah.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Jurnalis Al Jazeera kehilangan anaknya akibat serangan udara Israel di Rafah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kabinet Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan tegas memutuskan untuk menutup operasi jaringan televisi Qatar Al Jazeera di Israel. Netanyahu mengatakan bahwa pemerintahannya telah memutuskan untuk menutup saluran berita tersebut yang telah lama berselisih dengan pemerintahannya.

“Pemerintah dengan suara bulat memutuskan saluran hasutan Al Jazeera akan ditutup di Israel,” kata Netanyahu di X, dilansir dari GulfNews, Ahad (05/05/2024).

Baca Juga

Al Jazeera merupakan stasiun televisi besar yang berbahasa Arab dan Inggris yang berpusat di Doha, Qatar yang menyajikan berita tentang sosial dan politik berpengaruh di Timur Tengah. Kantor berita tersebut kontroversial karena sangat gencar memberitakan tentang konfrontasi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Maka, Israel memutuskan saluran televisi yang mengancam negaranya.

Pemungutan suara kabinet dilakukan setelah parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penutupan sementara lembaga penyiaran asing di Israel yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional selama perang melawan Hamas di Gaza. Penutupan Lembaga penyiaran tersebut didukung oleh Menteri Komunikasi Israel dan segera menandatangani perintah untuk melaksanakan undang – undang tersebut.