Senin 20 May 2024 11:33 WIB

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi 

Helikopter yang ditumpangi Presiden Ebrahim Raisi jatuh.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Foto:

Sebagai wakil ketua hakim pertama (2004-14), Ebrahim Raisi memainkan peran penting dalam tindakan keras terhadap para pembangkang setelah kerusuhan setelah pemilihan presiden tahun 2009. Di luar bidang peradilan, Ebrahim Raisi juga menjadi anggota Majelis Ahli (2007 sampai sekarang), sebuah badan musyawarah yang bertugas mengganti rahbar jika jabatannya kosong.

Pada tahun 2016, Khamenei menunjuk Ebrahim Raisi sebagai penjaga tempat suci Ali al-Rida di Masyhad, menempatkannya sebagai penanggung jawab bonyad (perwalian amal) terbesar di Iran. Penunjukan tersebut, yang berlangsung hingga tahun 2019, menempatkan aset bernilai miliaran dolar dan sebagian besar produk domestik bruto Iran di bawah kendali Ebrahim Raisi dan tanpa pengawasan formal. Banyak pengamat melihat penunjukan tersebut sebagai peluang untuk meningkatkan pengaruh Ebrahim Raisi di kalangan ulama dan elit bisnis negara.

Terlepas dari posisinya yang tinggi dalam rezim tersebut, Ebrahim Raisi membangun citra sebagai kritikus pemerintah yang berprinsip dan keras terhadap korupsi. 

Dia mencalonkan diri melawan petahana Hassan Rouhani pada pemilihan presiden tahun 2017, mengkritik Rouhani karena membuat perjanjian nuklir internasional (Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau JCPOA) yang terlalu banyak memberikan kebobolan dan juga gagal memperbaiki kondisi sosial ekonomi semua orang kecuali orang terkaya Iran. 

Rouhani menang telak, tampaknya mencerminkan persetujuan para pemilih terhadap perjanjian nuklir tersebut, namun kemampuan Ebrahim Raisi untuk mengumpulkan 38 persen suara tampaknya menunjukkan bahwa retorika populisnya tetap berhasil. Penarikan diri Amerika Serikat (AS) dari JCPOA setahun kemudian, disertai dengan penerapan kembali sanksi AS terhadap Iran, membuat Ebrahim Raisi dibenarkan di mata banyak warga Iran.

Sejak diangkat menjadi ketua kejaksaan pada tahun 2019, Ebrahim Raisi langsung mengusut kasus korupsi terhadap pejabat pemerintah dan pengusaha terkemuka. Sidang yang disiarkan di televisi membuat dia terus mengkritik pemerintahan Rouhani. 

Meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat juga memperkuat kritiknya, terutama setelah serangkaian pertempuran kecil dengan pasukan AS pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. Ketika Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menembak jatuh pesawat Ukraina International Airlines penerbangan 752 pada bulan Januari 2020, mereka salah mengira bahwa pesawat penumpang untuk rudal jelajah AS, Ebrahim Raisi mengawasi penyelidikan atas peristiwa tragis tersebut. Investigasi tersebut tidak banyak membantu pejabat Iran untuk bertanggung jawab secara publik, namun mereka menyalahkan insiden tersebut karena kesalahan operator tingkat rendah.

Sumber :

 

https://www.britannica.com/biography/Ebrahim-Raisi

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu membunuh hewan buruan, ketika kamu sedang ihram (haji atau umrah). Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu yang dibawa ke Ka‘bah, atau kafarat (membayar tebusan dengan) memberi makan kepada orang-orang miskin, atau berpuasa, seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, agar dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Dan Allah Mahaperkasa, memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa.

(QS. Al-Ma'idah ayat 95)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement