Selasa 21 May 2024 09:54 WIB

‘Kemerdekaan untuk Semua Bangsa’, Pemberontakan di Kaledonia Baru Meluas

Etnis lokal bertekad merdeka dari pemerintahan kolonial Prancis.

Red: Fitriyan Zamzami
Suasana pascakerusuhan di Noumea, Kaledonia Baru, Rabu 15 Mei 2024.
Foto: AP Photo/Nicholas Job
Suasana pascakerusuhan di Noumea, Kaledonia Baru, Rabu 15 Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, NOUMEA – Genap sepekan Kaledonia Baru, wilayah jajahan Prancis di Pasifik, dilanda kerusuhan mematikan terkait kebijakan kolonial Prancis yang dinilai merugikan etnis lokal Kanak. Gerakan menuntut kemerdekaan dari Prancis kian menguat meski Prancis mengerahkan pasukan keamanan ke kepulauan tersebut.

Pemerintah Australia dan Selandia Baru pada Selasa (21/5/2024) mengumumkan bahwa mereka mengirim pesawat untuk mengevakuasi warga negara mereka dari Kaledonia Baru yang dilanda kekerasan. Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengonfirmasi bahwa Australia telah mendapat izin dari otoritas Prancis untuk melakukan dua penerbangan guna mengevakuasi warga negara dan wisatawan lainnya dari Kaledonia Baru.

Baca Juga

“Kami terus berupaya untuk penerbangan selanjutnya,” tulis Wong di platform media sosial X pada Selasa. Departemen Luar Negeri mengatakan 300 warga Australia berada di Kaledonia Baru.

 
photo
Lokasi Kaledonia Baru - (AP Graphic)

Selandia Baru juga mengumumkan pengiriman pesawat pada Selasa untuk mengevakuasi 50 warga negaranya dari Noumea, ibu kota kepulauan Pasifik, yang merupakan penerbangan pertama dari serangkaian usulan penerbangan untuk membawa pulang warganya. “Warga Selandia Baru di Kaledonia Baru telah menghadapi hari-hari yang penuh tantangan – dan memulangkan mereka telah menjadi prioritas mendesak bagi Pemerintah,” kata Peters dikutip the Associated Press.