Selasa 21 May 2024 16:58 WIB

Kenaikan UKT, Ketua Muhammadiyah Imbau Negara Fasilitasi Setiap Generasi Muda untuk Kuliah

Negara harus memberikan akses kepada generasi muda untuk kuliah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Ketua Umum MUI dan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Ketua Umum MUI dan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas mengomentari kenaikan biaya pendidikan atau uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri (PTN). Buya Anwar juga menilai bahwa hanya anak-anak orang kaya yang dapat masuk perguruan tinggi, jika dibiarkan maka pemerintah sama saja membuat kebijakan yang bersifat diskriminatif. 

Buya Anwar menjelaskan, suatu bangsa akan maju kalau bangsa tersebut menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena lewat kedua hal itulah mereka akan bisa mendorong dan memajukan ekonomi bangsa dan negaranya. Jika hal ini sudah terjadi maka tentu secara politis negara tersebut akan dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa serta negara-negara lain di dunia. 

Baca Juga

"Untuk menciptakan hal demikian peran dunia pendidikan terutama perguruan tinggi jelas sangat besar karena dia merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan dan mencetak manusia-manusia unggul yang inovatif, kreatif, terampil, berdaya saing tinggi dan responsif terhadap perubahan dan mampu merekayasanya ke arah yang lebih baik," kata Buya Anwar dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (21/5/2024)

Dijelaskan Buya Anwar, oleh karena itu jika suatu bangsa dan negara ingin maju, maka negara dan bangsa tersebut harus bisa memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada rakyatnya. Terutama kepada para generasi mudanya untuk bisa kuliah di perguruan tinggi, tidak hanya untuk tingkat S1, tapi juga S2 dan S3.