Senin 27 May 2024 11:55 WIB

Benarkah AS Berencana Cabut Larangan Penjualan Senjata Serang ke Arab Saudi? 

Washington sudah memberi sinyal ke Riyadh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, (20/3/2024).
Foto: Evelyn Hockstein via AP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, (20/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Surat kabar Amerika Serikat (AS) Financial Times melaporkan, dalam beberapa pekan ke depan AS akan mencabut larangan penjualan senjata serang ke Arab Saudi. Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, pada Ahad (26/5/2024) Financial Times melaporkan Washington sudah memberi sinyal ke Riyadh, mereka sedang bersiap untuk mencabut larangan tersebut.

Tak lama setelah dilantik pada 2021, Presiden AS Joe Biden mengadopsi sikap lebih tegas atas operasi serangan Arab Saudi ke Houthi di Yaman yang menelan banyak korban jiwa dan atas catatan hak asasi manusia Riyadh. Terutama, kematian jurnalis Washington Post di Turki, Jamal Khashoggi.

Baca Juga

Arab Saudi yang merupakan salah satu konsumen senjata terbesar AS kesal dengan pembatasan tersebut. Selama puluhan tahun pemerintah-pemerintah AS sebelumnya menyediakan senjata untuk Arab Saudi.

Pada Rabu (22/5/2024) lalu Menteri Luar Negeri AS mengatakan AS dan Arab Saudi hampir menyelesaikan serangkaian kesepakatan kerja sama energi nuklir, keamanan dan pertahanan. Komponen bilateral kesepakatan normalisasi hubungan Riyadh dengan Israel yang lebih luas.