Sabtu 01 Jun 2024 17:05 WIB

Usulan Gencatan Senjata Disambut Baik Hamas, Tapi Netanyahu Ngotot Ingin Hancurkan Hamas

Israel menawarkan kepada Hamas usulan gencatan senjata berisi tiga tahap.

Red: Friska Yolandha
Warga Palestina mengungsi dari kota Rafah di Gaza selatan selama serangan darat dan udara Israel di kota itu pada Selasa, (28/5/2024) Waktu setempat. Serangan Israel ke kamp pengungsi Rafah yang menewaskan 45 orang membuat warga Palestina kini memilih mengungsi ke Khan Younis.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina mengungsi dari kota Rafah di Gaza selatan selama serangan darat dan udara Israel di kota itu pada Selasa, (28/5/2024) Waktu setempat. Serangan Israel ke kamp pengungsi Rafah yang menewaskan 45 orang membuat warga Palestina kini memilih mengungsi ke Khan Younis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Palestina Hamas pada Jumat (31/5/2024) menyambut baik usulan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang gencatan senjata di Jalur Gaza. Akan tetapi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu bersikeras penghancuran Hamas sebagai bagian dari rencana Israel yang disampaikan oleh Biden untuk mengakhiri perang Gaza.

Sebelumnya masih pada hari itu, Biden mengatakan bahwa Israel telah menawarkan kepada Hamas usulan tiga tahap baru dengan peta jalan yang akan mengarah pada penghentian permusuhan di Jalur Gaza serta pembebasan semua sandera.

Baca Juga

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyambut baik gagasan pidato Presiden AS Joe Biden … dalam seruannya untuk gencatan senjata permanen, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza, rekonstruksi (Jalur Gaza) dan pertukaran tahanan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Israel telah menawarkan kepada Hamas usulan baru berisi tiga tahap untuk mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata permanen dan pembebasan semua sandera dalam konflik Gaza, kata Presiden AS Joe Biden pada Jumat.