REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri, Irjen Krishna Murti mengatakan, tim penyidik Polri turun mengawal proses ekstradisi atau pemulangan buronan nomor satu Thailand, Chaowalit Thongduang alias Sia Pang Nanode alias Sulaiman ke negara asalnya.
Krishna menjelaskan, Polri mengerahkan 10 anggota untuk mengawal proses ekstradisi tersebut. Anggota polisi tersebut berasal dari Bareskrim dan Hubinter Polri. "Buronan nomor 1 Thailand dikawal 10 anggota Polri," ucap Krishna di Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Proses pemulangan berlangsung di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, dijemput oleh pihak Thailand menggunakan pesawat khusus. Proses ekstradisi, kata dia, berlangsung pada Selasa sekitar pukul 15.00 WIB. "Dijemput pesawat khusus dari Bangkok," ujar Krishna.
Chaowalit ditangkap tim gabungan Polri di Bali pada tanggal 30 Mei 2024. Buronan nomor 1 Thailand tersebut masuk ke Indonesia sejak 8 Desember 2023. Buronan paling dicari itu melarikan diri dari penjara Thailand pada 22 Oktober 2022 saat izin berobat gigi di rumah sakit.
Pelarian Chaowalit dibantu rekan-rekanya yang merupakan gembong narkoba. Sebelum melarikan diri, Chaowalit sempat menumpang anggota polisi Thailand. Dari Thailand, Chaowalit melarikan diri ke India, lalu ke Indonesia melalui perairan Aceh pada 8 Desember 2023.
Baca: Kapusziad dan Komandan Pasukan Perdamaian TNI Diganti
Polri menerima permintaan red notice Chaowalit dari Royal Thai Police pada 16 Februari 2024. Lalu memburu keberadaannya yang terendus berada di Sumatra Utara. Setelah diselidiki pada 20 Mei 2024, Chaowalit sudah berpindah tempat ke Bali untuk berlibur.
Selama masa pelariannya, Chaowalit berpura-pura bisu karena tidak bisa berbahasa Indonesia maupun Inggris. Dalam berkomunikasi dengan pihak yang menemaninya, ia menggunakan bantuan aplikasi Google Translate.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada pada Ahad (2/6/2024), mengatakan penangkapan Chaowalit merupakan implementasi dari kerja sama police to police yang dimiliki Polri dengan kepolisian di beberapa negara kawasan ASEAN, salah satunya Thailand. Kerja sama itu upaya untuk menciptakan kondusivitas dan stabilitas keamanan masing-masing negara.
Baca: Kepala Bakamla Dorong Terbentuknya ASEAN Coast Guard
Menurut Wahyu, kerja sama itu penting dilakukan sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo agar adanya kerja sama yang responsif sehingga menjaga kawasan ASEAN yang aman dan sejahtera. Dia menyebut, pesan RI 1 ditindaklanjuti oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyampaikan kepada jajarannya, kerja sama atau koordinasi adalah kunci untuk menghadapi kejahatan transnasional.
"Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden dan penegasan Kapolri tersebut, maka tanggal 30 Mei 2024 tim gabungan Polri yang terdiri atas Divisi Hubinter, Bareskrim Polri, Ditreskrimum Polda Sumut dan Polda Bali, bekerja sama dengan Royal Thai Police berhasil menangkap buronan yang dianggap sebagai nomor satu di Thailand," tutur Wahyu.