REPUBLIKA.CO.ID, Nabi Muhammad shalallahu alahi wassalam lahir dari silsilah atau nasab keluarga yang paling mulia. Nasabnya terpelihara dan terjaga kehormatannya. Nabi Muhammad dilahirkan dari keluarga yang terbaik dari keluarga Arab. Dari ayah hingga kakek buyutnya yang terkenal saleh.
Rasulullah merupakan putra Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, yang terus bersambung hingga Nabi Ismail. Ibunda Nabi Muhammad bernama Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murarh bin Ka’ab bin Luayyi bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, bersambung hingga ke Nabi Ismail. Para sejarawan menyebutkan ada empat nama di atasnya hingga sampai ke Nabi Ismail bin Ibrahim.
Tidak ada perselisihan di kalangan ahli sejarah bahwa Adnan adalah anak dari Nabi Ismail ‘alaihissalam. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Arab Adnaniyah atau al-Arab al-Musta’rabah.
Para ahli sejarah membagi orang-orang Arab menjadi tiga golongan. Pertama al-Arab al-Baidah mereka adalah orang-orang Arab kuno yang sudah punah. Seperti kaum ‘Aad, Tsamud, Kan’an. Kedua al-Arab al-‘Aribah mereka adalah orang Arab asli dari keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan. Karena itu, mereka juga disebut Arab Qahthaniyah. Mereka berasal dari Yaman. Dan ketiga al-Arab al-Musta’robah mereka adalah orang yang ter-arabkan dari keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam. Mereka dikenal dengan Arab Adnaniyah (al-Mubarakfury: ar-Rahiq al-Makhtum, Hal: 16).
Perjalanan hidup Rasulullah
Menurut penjelasan sejarawan Muslim, Adnaniyah disebut al-Arab al-Musta’robah, menjadi suku tinggal di Jazirah Arab karena nenek moyang mereka Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam bukanlah seorang yang berasal dari Jazirah Arab. Nabi Ibrahim berasal dari Irak. Kemudian beliau membawa anaknya Ismail ke Jazirah Arab.
Nabi Ismail menetap di sana, menikah dengan orang-orang setempat, dan memiliki keturunan. Inilah yang menyebabkan keturunan Nabi Ismail ini disebut dengan al-Arab al-Musta’robah.
Para ulama berpendapat siapa pun yang nasabnya sampai kepada Hasyim, maka dia adalah keluarga ahlul bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berbeda dengan orang-orang Syiah yang hanya mengkategorikan ahlul bait Nabi hanya dari anak keturunan Ali dan Fatimah saja.
"Aku diutus dari keturunan bani Adam yang terbaik pada setiap kurunnya, hingga sampai pada kurun dimana aku dilahirkan." (HR. Bukhari 3557).