Senin 10 Jun 2024 09:30 WIB

Wukuf di Arafah Jadi Dosa Besar Jika Berprasangka Seperti ini Kepada Allah

Wukuf di padang Arafah pada 15 Juni 2024 atau 9 Dzulhijjah 1445 Hijriyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Jutaan jamaah haji seluruh dunia mulai berkumpul di padang Arafah  (10/05/1995). Mereka melaksanakan Wukuf sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji .Foto: BAkhtiar Phada/Republika
Foto: dokrep
Jutaan jamaah haji seluruh dunia mulai berkumpul di padang Arafah (10/05/1995). Mereka melaksanakan Wukuf sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji .Foto: BAkhtiar Phada/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebentar lagi jamaah haji dari seluruh dunia akan memasuki puncak ibadah haji yakni wukuf di padang Arafah pada 15 Juni 2024 atau 9 Dzulhijjah 1445 Hijriyah. 

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengingatkan bahwa wukuf di padang Arafah bisa menjadi dosa besar jika berperasangka buruk kepada Allah SWT. Misalnya menyangka Allah SWT tidak akan mengampuni dosanya sebagaimana hadits-hadits di bawah ini.

Baca Juga

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah para tamu serta utusan Allah 'Azza wa Jalla. Jika mereka memohon, niscaya akan dikabulkan permohonan itu. Jika mereka meminta ampun, maka diampuni. Jika mereka berdoa, maka diterima doa yang mereka panjatkan. Jika mereka meminta syafa'at, niscaya diberi." (Hadits dari Abu Hurairah diriwayatkan Imam Ibnu Majah)

Dalam riwayat lainnya disebutkan, bahwa Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Orang yang merasa paling besar dosanya adalah orang yang melakukan wuquf di Arafah, lalu menyangka bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosanya, padahal Allah pasti akan mengampuninya." (Diriwayatkan Imam Al Khatib, Imam Abu Manshur dan Imam al-Dalami)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Pada setiap hari akan turun seratus dua puluh rahmat di Kabah (Baitullah) ini, enam puluh bagi orang yang bertawaf, empat puluh bagi orang yang mengerjakan sholat, dan dua puluh bagi orang yang berkunjung (melihat) saja." (Diriwayatkan Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Baihaqi)

Dalam riwayat yang lain disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Perbanyaklah thawaf di Baitullah. Sebab sesungguhnya thawaf adalah amalan besar yang akan tercatat di dalam kitab amalmu pada Hari Berbangkit nanti, dan thawaf adalah amalan yang paling menggembirakan bagi kalian. "

Oleh karena itu, segera setelah sampai di kota Makkah, amalan dari rangkaian haji yang pertama dan sebaiknya dilakukan adalah thawaf (qudum, selamat datang), sebelum mengerjakan rangkaian ibadah haji atau umroh lainnya.

Dalam riwayat yang lain disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Siapa saja yang mengerjakan thawaf selama satu minggu dengan telanjang kaki dan tanpa tutup kepala, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak. Siapa saja yang melakukan thawaf selama satu minggu pada saat hari turun hujan, maka akan diampuni oleh Allah dosa-dosanya yang terdahulu." (Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibu Majah meriwayatkan hadis serupa ini, redaksinya berbeda tapi maknanya serupa).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement