Kamis 13 Jun 2024 16:41 WIB

Nasib PPP Jeblok di Pemilu 2024, Desakan Kader Ka'bah, dan Video Viral Pidato Mardiono

Inilah kali pertama PPP sejak Pemilu 1977 gagal menempatkan wakilnya di DPR.

Red: Andri Saubani
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono (tengah) menanggapi putusan MK yang membuat peluang partainya semakin tipis untuk lolos ke parlemen, di Kantor DPP PPP, Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Foto:

Sejumlah kader DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta prihatin atas nasib partai berlambang Ka’bah itu untuk pertama kalinya dalam sejarah gagal menempatkan kader di DPR RI alias tidak masuk parlemen. Sejumlah kader dan mantan pengurus DPW PPP DKI Jakarta itu menamakan diri Front Kader Ka'bah Bersatu (FKKB).

Beberapa di antaranya adalah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014–2019 dari Fraksi PPP Ichwan Zayadi, anggota DPRD DKI 2009–2019 Fraksi PPP Belly Bilalusalam, dan Muchbari.

"FKKB menyatakan keprihatinan yang mendalam atas hasil yang diperoleh PPP dalam Pemilu 2024 ini dan Putusan MK yang menolak gugatan PPP, kemudian berimplikasi terhadap perolehan suara nasional PPP kurang dari 4 persen sehingga tidak lolos ambang batas parlemen DPR RI," kata Ketua FKKB, Ichwan Zayadi kepada wartawan di sebuah kafe di Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2024) lalu.

Ichwan menyebut, perolehan suara PPP dalam Pemilu 2024 ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah. Pasalnya, ini kali pertama PPP gagal masuk parlemen sejak partai berideologi Islam itu didirikan pada 5 Januari 1973.

Menurut dia, hasil buruk itu merupakan buah dari buruknya tata kelola partai di bawah kepemimpin Plt Ketua Umum PPP Mardiono. Dia menilai Mardiono banyak salah langkah, tidak piawai dan tidak punya kapasitas dalam memimpin partai menghadapi pemilu.

Salah satu kesalah Mardiono adalah membawa PPP mendukung pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud saat konstituen partai lebih condong ke pasangan Anies-Muhaimin. Kesalahan lainnya karena Mardiono tak bisa menggerakkan mesin partai untuk pemenangan Pileg DPR 2024.

Karena itu, ujar Ichwan, FKKB meminta pertanggungjawaban Mardiono. Mereka mendesak Mardiono mundur dari jabatan plt ketua umum sesegera mungkin.

"FKKB mendesak kepada Mardiono untuk mundur/meletakkan jabatan Plt. Ketum PPP sebagai wujud tanggung jawab moral atas kegagalan dan buruknya pengelolaan partai di bawah kepemimpinannya," kata Ichwan.

Video viral

Belakangan beredar viral di media sosial potongan video pidato Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono saat membuka rapimnas PPP. Dalam video itu, Mardiono terlihat emosi dan enggan disalahkan atas kegagalan partai yang dipimpinan di Pemilu 2024.

Juru bicara Mardiono, Imam Priyono menyayangkan beredarnya potongan video itu. “Benar, video itu potongan pidato pada pembukaan rapimnas dalam konteks arahan tertutup Plt Ketua Umum kepada seluruh peserta Rapimnas IX," kata juru bicara Mardiono, Imam Priyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Cuplikan video berdurasi kurang dari satu menit tersebut, dimana Plt Ketum PPP mempertanyakan di mana letak kegagalannya dalam Pemilu 2024. Priyono menyayangkan video arahan tertutup tersebut dipotong dengan tidak bertanggung jawab, dan menghilangkan konteks keseluruhan sambutan dari Mardiono.

"Lebih disayangkan lagi, karena diedarkan di media sosial dan media massa, sehingga berpotensi memperkeruh suasana dan mengganggu citra partai," katanya.

Dia menjelaskan konteks pidato utuh dari Mardiono dalam arahan tertutup ialah berkontemplasi bersama dan tidak saling menyalahkan usai Pemilu 2024. Menurut dia, pada pidato penutupan rapimnas dengan penuh kerendahan hati, Mardiono justru meminta maaf atas nama pribadi dan sebagai Ketua Umum bahwa hasil Pileg 2024 belum sesuai ekspektasi.

"Mardiono mengajak semua bersatu untuk menang besar di pilkada dan meraih kejayaan di Pileg 2029," katanya menegaskan.

PPP, kata dia, akan terus berjuang baik melalui jalur hukum maupun jalur politik secara konstitusional, atas perbedaan penghitungan suara versi KPU dan PPP, yang belum mendapat keadilan di Mahkamah Konstitusi.

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement