REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Euforia Piala Eropa 2024 kian terasa. Pesta sepak bola antar negara-negara Eropa edisi terkini, baru saja dimulai.
Rupanya dampak yang ditimbulkan bukan hanya dari sisi sepak bola.
Jerman sebagai tuan rumah mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Selama kejuaraan berlangsung, diprediksi ada tambahan pendapatan sebesar 1,07 miliar dolar AS. Itu setara dengan Rp 17,6 triliun (dengan asumsi Rp 16.460,60 per dolar AS).
Hal ini menurut catatan lembaga riset ifo Institute for Economic Research Jerman pada akhir pekan lalu. Sekitar 600 ribu wisatawan tambahann akan berkunjung ke Jerman. Itu membuat penginapan bertambah hingga 1,5 juta lokasi.
"Ini juga akan meningkatkan penjualan di industri perhotelan di negara tersebut," kata peneliti ifo, Gerome Wolf, dikutip dari english.news.cn, Senin (17/6/2024).
Perkiraan penjualan yang disumbangkan oleh penggemar sepak bola asing diprediksi meningkatkan output ekonomi Jerman sekitar 0,1 persen pada kuartal kedua. Ini sesuatu yang positif. Kendati ekspor jasa akan turun, kembali ke tingkat normal pada kuartal ketiga setelah berakhirnya Euro 2024 ini.
Hotel dan restoran di kota-kota tempat pertandingan berlangsung berpotensi mengalami peningkatan bisnis. Ini menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Hotel dan Restoran Jermaan (DEHOGA).
"Meskipun tuan rumah mendapat manfaat langsung dari mega event olahraga semacam ini. Potensi dampak positif dalam mencerahkan suasana negara dan memperkuat Jerman sebagai tujuan wisata, tidak boleh dianggap remeh," kata Presiden DEHOGA, Guido Zoellick.
Ini pertama kalinya Jerman menjadi tuan rumah kompetisi besar sepak bola setelah terakhir pada 18 tahun lalu. Tepatnya pada Piala Dunia 2006. Kali ini jutaan pasang mata terarah ke negeri panzer.
Piala Eropa 2024 berlangsung dari 14 Juni-14 Juli. Sebanyak 24 tim bertarung di gelanggang. Beberapa tim unggulan telah memainkan partai perdana di grup masing.
Ada tuan rumah Jerman, Spanyol, juara bertahan Italia, Belanda, serta Inggris. Semuanya berhasil meraih kemenangan.