Militer Israel juga langsung mengumumkan bahwa rencana operasional serangan di Lebanon “disetujui dan divalidasi”. “Sebagai bagian dari penilaian situasi, rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan dilaksanakan dan keputusan dibuat untuk terus mempercepat kesiapan pasukan di lapangan,” kata pasukan penjajahan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat, sebagai tanggapannya, mengatakan tidak ingin melihat perang regional yang lebih luas di Timur Tengah, menurut Pentagon. “Saya tidak akan berhipotesis dan berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi selain mengatakan tidak ada yang ingin melihat perang regional yang lebih luas,” kata Patrick Ryder, juru bicara Pentagon, kepada wartawan ketika ditanya tentang tindakan Israel.
Peluncuran rekaman drone yang dilakukan Hizbullah hari ini yang menunjukkan pengawasan terhadap kota pelabuhan Haifa di Israel merupakan sinyal bagi beberapa pihak di lembaga keamanan Israel bahwa medan perang utama telah berpindah dari Gaza ke perbatasan utara Israel dengan Lebanon, menurut seorang analis.
Perang di front tersebut dianggap oleh sebagian orang di Israel sebagai perang di mana Hizbullah menyandera “50.000 sandera”, penduduk Israel di utara yang tidak dapat kembali ke rumah mereka di sana, Menachem Klein, seorang profesor ilmu politik Israel di Universitas Bar-Ilan, kata Aljazirah.
Aliansi Hizbullah dengan Iran juga merupakan ancaman strategis besar yang suatu hari nanti harus dihadapi Israel, jika tidak sekarang, tambahnya. Namun, Klein yakin taktik pemerintah Israel yang menggunakan lebih banyak kekuatan harus diubah. “Israel harus mengubah pemikiran strategisnya untuk memikirkan solusi politik daripada menggunakan kekerasan,” katanya.
Mengapa AS takut perang terbuka Hizbullah dan Israel... baca halaman selanjutnya