REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu rukun iman adalah meyakini adanya para nabi dan rasul Allah. Salah seorang utusan-Nya di muka bumi adalah Nabi Isa AS. Putra Maryam binti Imran itu ditugaskan untuk menyebarkan risalah kebenaran di tengah kaum Bani Israil.
Dalam kitab Bidayah wa Nihayah, Imam Ibnu Katsir mengatakan, Nabi Isa AS lahir di Batul Lahm atau Betlehem, Tepi Barat, Palestina. Lokasinya dekat dengan Baitul Makdis atau Masjid al-Aqsha.
Saat kelahirannya, orang-orang Yahudi justru mengolok-olok dan memfitnah Maryam. Sebab, perempuan mulia itu telah melahirkan seorang bayi, padahal tidak menikah.
Banyak orang Yahudi bertanya-tanya tentang siapa bayi itu, tetapi Maryam tidak menjawab pertanyaan mereka. Sebelumnya, dengan ilham yang diberikan Allah, Maryam sudah bernazar untuk tidak berbicara dengan siapa pun.
Orang-orang yang menudingnya tidak jua diam. Maryam lalu menunjuk kepada putranya. Ini isyarat bahwa mereka berbicara langsung saja kepada anaknya itu. Sontak mereka geram dan bingung, bagaimana mungkin berbicara dengan bayi.
فَاَشَارَتْ اِلَيْهِۗ قَالُوْا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِى الْمَهْدِ صَبِيًّا
"Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)-nya. Mereka berkata, 'Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?'" (QS Maryam: 29).
Atas karunia Allah SWT, Nabi Isa yang masih bayi dan dalam gendongan ibunya itu berbicara dengan fasih. Ia menjelaskan kepada orang-orang Yahudi itu bahwa dirinya merupakan seorang hamba Allah. Dan, bahwa Allah akan memberikan kepadanya kitab Injil serta menjadikannya seorang nabi.
قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ
"Dia (Isa) berkata, 'Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi (QS Maryam: 30).
Saat berusia 40 tahun, Isa AS diangkat menjadi nabi dan rasul Allah. Ia memiliki sejumlah pengikut. Di tengah Bani Israil, putra Maryam itu juga menunjukkan pelbagai mukjizat, atas izin Allah SWT.
Kemudian, sejumlah orang yang dengki kepadanya membuat persekongkolan. Ini agar penguasa Palestina saat itu, Kerajaan Romawi, menganggapnya sebagai perusuh dan lalu memburunya.
Rencana jahat itu tidak berhasil. Allah menyelamatkan Nabi Isa dengan jalan mengangkatnya ke langit. Kemudian, Allah menjadikan seseorang tampil dengan wajah atau rupa yang seperti putra Maryam tersebut. Alhasil, para pemburu menyangka bahwa lelaki yang mereka salib adalah Isa AS, padahal bukan beliau.
Turunnya Isa AS dari langit ke bumi adalah salah satu tanda kiamat besar. Momen ini terjadi sesudah kedatangan Dajjal, yang menyesatkan banyak manusia dan membuat huru-hara di nyaris seluruh penjuru dunia--yakni kecuali Makkah dan Madinah.
Palestina, negeri tempat dilahirkannya Nabi Isa, kelak akan menjadi lokasi bertarungnya putra Maryam itu dengan Dajjal. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, Isa AS diturunkan Allah di timur Damaskus.
Rasulullah SAW bersabda:
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ
“Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran) seraya meletakkan kedua tangannya pada sayap dua malaikat.
Bila ia menundukkan kepala, air pun menetes. Ketika ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium wangi dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh aroma nafasnya (menjangkau) sejauh mata memandang.
Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd, lalu membunuhnya. Setelah itu, Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di surga” (HR Muslim).