Selasa 09 Jul 2024 17:22 WIB

Siapa Ruwaibidhah yang Disebut Banyak Bermunculan Kini Sebagai Pertanda Kiamat?

Fenomena Ruwaibidhah dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi penceramah yang tak punya kompetensi. Fenomena Ruwaibidhah dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW
Foto: Republika
Ilustrasi penceramah yang tak punya kompetensi. Fenomena Ruwaibidhah dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ruwaibidhah adalah salah satu istilah yang muncul dalam hadis tentang tanda-tanda akhir zaman.

Menurut hadits tersebut, Ruwaibidhah adalah orang yang bodoh namun berbicara tentang urusan perkara umum. Hadis tersebut diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

Baca Juga

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah al-ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab,“Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (HR Ibnu Majah).

BACA JUGA: The Story of Samson in Islam

Hadis ini menggambarkan keadaan di mana nilai-nilai kebenaran dan kejujuran terbalik, serta orang-orang yang tidak layak malah memegang kendali dan berbicara tentang urusan yang penting.

Kata Ruwaibidhah sendiri berasal dari akar kata  rabadha  dengan banyak makna dalam bahasa Arab, di antaranya bermakna berlutut dan bersandar. Kata  rabadha sebagai kata kerja menjadi  rabidha atau  rabidha sebagai subyek, lalu menjadi kata ruwaibidhah. 

Imam Al-Suyuthi menjelaskan, kata al-ruwaibidhah di dalam hadits tersebut merupakan bentuk tashghir (pengecilan) dari al-rabidh yang berarti berlutut. Lalu kata al-rabidh yang makna aslinya berlutut, dipinjam penggunaannya (isti’arah) menjadi makna yang lain, yaitu posisi rendah (inferior).

Seolah-olah...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement