Jumat 12 Jul 2024 04:05 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Hidup Damai dalam Keberagaman

Islam tidak membenarkan tindakan diskriminasi berbasis suku bangsa.

Red: Ani Nursalikah
Sejumlah pemuda mementaskan pertunjukan Barongsai di halaman masjid Al Ihlas Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (31/2/2024). Pertunjukan kesenian asli Tionghoa oleh grup Barongsai Panca Naga tersebut untuk menghibur warga sambil menunggu berbuka puasa sebagai wujud toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Foto:

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa Allah SwT menciptakan manusia berawal dari Adam dan Hawa. Seiring perjalanan waktu jumlahnya semakin banyak menjadi berbangsa-bangsa. Kata sya’bun dalam Bahasa Arab bermakna bangsa dengan komunitas yang lebih besar daripada kabilah.

Pendapat yang lain mengungkapkan bahwa  syu’ub ialah kabilah-kabilah non-Arab. Sedangkan qabail ialah kabilah-kabilah khusus untuk bangsa Arab. Ayat ini menegaskan bahwa manusia egaliter di mata Allah SwT karena berasal dari unsur kejadian yang sama, yaitu tanah liat. Nilai pembeda yang membuat seorang hamba dipandang mulia adalah karena ketaatannya kepada Allah SwT dan Rasul-Nya, bukan karena keturunan dan kedudukan.

Islam tidak membenarkan tindakan diskriminasi berbasis suku bangsa. Ajaran Islam menekankan prinsip-prinsip kesetaraan (musawah), keadilan (‘adalah), dan persatuan (ittihad) di antara umat manusia. Pesan kesetaraan umat manusia telah disampaikan Rasulullah SAW dalam khutbah saat haji wada’:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى

“Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang ajam dan bagi orang ajam atas orang arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan.” (HR Ahmad).

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kehidupan yang damai adalah dambaan seluruh umat manusia. Namun, kedamaian sulit terwujud bila masing-masing pihak bersikap egois, hanya mementingkan diri atau golongannya sendiri.

Kita tidak boleh anti dengan kemajemukan, sebagai konsekuensi dari kehidupan. Keberagaman jangan sampai menodai semangat persaudaraan dan perdamaian. Oleh sebab itu, Rasulullah saw memberikan rambu-rambu agar kerukunan senantiasa terwujud dalam pergaulan.

عَنْ أنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلم: لاَتَقَا طَعُوا وَلاَتَدَا بَرُوا وَلَاتَبَا غَضُوا وَلاَتَحَا سَدُوا، وَكُونُواعِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).

Dari Anas RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Jangan putus-memutus hubungan, jangan belakang-membelakangi, jangan benci-membenci, dan jangan hasud menghasud. Jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang Muslim mendiami saudaranya lebih dari tiga hari.” (Muttafaq ‘alaih).

Selanjutnya...

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement