Jumat 19 Jul 2024 13:54 WIB

Layanan Internet Mati Usai Kerusuhan di Bangladesh, Whatsapp dan Facebook tak Berfungsi

Media lokal melaporkan, setidaknya 28 orang terbunuh pekan ini.

Red: A.Syalaby Ichsan
Mahasiswa bentrok dengan polisi anti huru hara saat protes terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah, di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 18 Juli 2024.
Foto: AP Photo/Rajib Dhar
Mahasiswa bentrok dengan polisi anti huru hara saat protes terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah, di Dhaka, Bangladesh, Kamis, 18 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Layanan internet dan seluler terputus di Bangladesh pada Jumat (19/7/2024). menyusul protes kekerasan selama berhari-hari atas alokasi pekerjaan pemerintah, dengan laporan media lokal mengatakan setidaknya 28 orang telah terbunuh pada pekan ini, lapor Associated Press.

Protes yang dimulai beberapa pekan lalu meningkat tajam pada Senin ini. Unjuk rasa tersebut merupakan yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali untuk masa jabatan keempat kalinya secara berturut-turut pada pemilihan umum bulan Januari yang diboikot oleh partai-partai oposisi.

Baca Juga

Pemblokiran internet terjadi setelah kekerasan meningkat pada Kamis, ketika para mahasiswa berusaha untuk memberlakukan “penutupan total” pada jaringan internet.

Laporan-laporan mengenai kematian meningkat. Sementara itu, para pengunjuk rasa menyerang kantor pusat Televisi Bangladesh yang dikelola pemerintah, menerobos gerbang utama dan membakar kendaraan dan area resepsionis. Seorang produser berita dan seorang wartawan mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon. Mereka berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.