REPUBLIKA.CO.ID, Ibnu Lutbiyyah merupakan seorang lelaki yang datang dari suku al-Azdi di Madinah. Perawakannya menyenangkan. Tingkah lakunya lembut. Rasulullah SAW pun memberikan tugas yang tidak ringan kepadanya. Ia ditunjuk sebagai petugas pengumpul zakat kaum Muslimin.
Ibnu Lutbiyyah adalah orang yang tekun dalam pekerjaannya. Banyak kaum Muslimin yang senang dengan pekerjaannya. Lantas tak hanya zakat yang mereka titipkan, sejumput hadiah mereka berikan kepada sang petugas. Hadiah sebagai bentuk rasa terima kasih.
Lantas Ibnu Lutbiyyah menemui baginda Nabi Muhammad SAW. Ia datang membawa harta zakat. "Ya Rasulullah, ini untukmu (harta dari zakat) dan yang ini diberikan untukku." Raut Rasulullah SAW menunjukkan Beliau SAW tidak suka.
Demi mendengar perkataan petugas zakatnya, Rasulullah SAW lantas naik mimbar. Setelah memanjatkan pujian kepada Allah SWT, Beliau SAW bersabda, "Aku telah menugaskan seseorang di antara kalian untuk suatu tugas yang diberikan Allah kepadaku. Lalu dia melaksanakannya dan berkata, "Ini untukmu dan ini hadiah untukku." Mengapa dia tidak duduk saja di rumah dan menunggu hadiah itu datang? Demi Allah, tidaklah seorang di antara kalian mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya melainkan dia akan menghadap Allah pada hari kiamat dengan memikul sesuatu itu..." (Muttafaq 'Alaih).
Nabi SAW sangat tegas dalam sabdanya. Bahkan, di akhir sabda, Beliau SAW mengulang tiga kali, "Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan." Kalimat yang diulang tentu bukanlah perkataan yang sembarangan. Tentu semua ucapan Nabi adalah mulia. Namun, dengan adanya penegasan, kita patut menaruh perhatian lebih.