REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sejumlah balita yang menjadi korban kekerasan pemilik Daycare Wensen School, Meita Irianty mengalami trauma hingga menderita dislokasi tulang. Meita yang menganiaya balita berusia 2 tahun dan bagi berusia 9 bulan kini sudah diamankan polisi dari Polresta Depok
"Kalau kondisi anak yang pertama, itu dalam kondisi baik, alhamdulillah. Tapi ada traumatiknya," kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana kepada wartawan dalam konferensi pers di Mapolres Metro Depok, Kamis (1/8/2024).
Arya menyebut trauma korban akan didalami lewat visum psikologi. Tapi korban secara khusus takut ketika melihat Meita.
"Berdasarkan pelaporan yang disampaikan ada ketakutan ketika melihat pelaku," ujar Arya.
Sementara korban yang berusia 9 bulan bakal dilakukan pengecekan kesehatan agar mengetahui kondisi fisiknya "Yang satu lagi, yang umur 9 bulan akan kita lakukan visum dan rontgen terhadap kondisi tubuhnya," ucap Arya.
Arya juga mengungkap adanya dislokasi tulang diduga pada salah satu korban yang dibanting Meita. Namun Arya menyampaikan polisi masih menunggu pemeriksaan dokter.
"Ada dugaan dislokasi pada kaki. Tapi nanti ini kita tanyakan pada dokter yang berhak menyerahkan itu kan dokter ya. Hasil visum bagaimana nanti disampaikan," ucap Arya.
Sebelumnya, orang tua korban, Rizki Dwi Utami mengungkap laporan terhadap daycare di Harjamukti, Cimanggis, Depok. Meita menganiaya anak Rizki, MK, yang baru berusia dua tahun.
Peristiwa ini terjadi pada 10 Juni 2024 atau dua pekan seusai MK masuk ke daycare itu. Tapi, Rizki baru menyadari MK menjadi korban penganiayaan pada 24 Juli 2024. Fakta ini muncul lewat rekaman CCTV yang kini menjadi barang bukti.