Kamis 08 Aug 2024 13:52 WIB

Pemilik Kos-kosan di Gunungpati Semarang Disebut Sudah 10 Tahun Makan Daging Kucing

Penyewa kos tidak berani menegur Nur.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Fernan Rahadi
Suasana area kos-kosan milik NY (63 tahun), pelaku pemakan kucing di Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024). Polisi telah memasang garis dilarang melintas.
Foto: Kamran Dikarma
Suasana area kos-kosan milik NY (63 tahun), pelaku pemakan kucing di Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2024). Polisi telah memasang garis dilarang melintas.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kasus pria memakan daging kucing di Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), viral di media sosial. Pelaku bernama Nur (63 tahun) dan saat ini diamankan Polrestabes Semarang. Menurut keterangan tetangga, Nur sudah mengonsumsi daging kucing setidaknya sejak 10 tahun lalu. 

Republika mengunjungi kos-kosan milik Nur pada Kamis (8/8/2024). Terdapat enam kamar kos. Lima kamar dihuni penyewa, sementara satu kamar lainnya ditempati oleh Nur. Di area kos-kosan tersebut terdapat dapur terbuka, tempat Nur biasa mengolah daging kucing yang dikonsumsinya. 

 

Salah satu penghuni kos, NA (24 tahun), mengaku sudah mengetahui pemilik kosnya mengonsumsi daging kucing sebelum hal itu viral. Menurut NA, Nur bahkan pernah mengakui perbuatannya memakan daging kucing. 

 

NA mengaku tidak pernah melihat secara langsung ketika Nur membunuh kucing. Namun teman kosnya pernah melihat Nur ketika memakan daging kucing. Suatu hari, NA, yang menyewa kos sejak 2022, pernah mendengar suara raungan kucing. Dia pun keluar dari kamar kosnya untuk memeriksa. 

 

Kala itu, NA dihampiri oleh Nur. Pada momen itu Nur mengaku padanya baru saja membunuh kucing. "Pertama ngomong, 'Maaf Mas tadi habis pukul kucing mau saya makan. Maaf kalau itu ganggu nurani Anda'. Ya kaget, langsung aku rekam (suara/audio)," kata NA ketika ditemui di lokasi. 

 

NA mengungkapkan, sebelum momen tersebut, teman kosnya sudah pernah melihat Nur ketika memasak daging kucing. Hal itu terjadi pada Ramadhan tahun lalu. Kala itu, teman kos NA menghirup aroma aneh dari alat penanak nasi. 

 

Teman NA kemudian mencoba memeriksa alat penanak nasi itu. "Pas dibuka temen saya ada kucing, sudah lagi direbus. Waktu itu pas saya balik kampung," ucap NA. 

 

Menurut NA, sejak tahun lalu dia dan teman-teman kosnya hendak memviralkan tabiat Nur memakan daging kucing. "Koordinasi dulu. Dari tahun lalu mau diviralin, karena habis Ramadhan waktu itu," katanya. 

 

Teman kos NA bahkan sempat menghubungi anak Nur. "Mau izin laporin. Katanya anaknya lepas tangan," ujar NA. 

 

Sepengetahuan NA, Nur mempunyai dua anak, yakni perempuan dan laki-laki. NA mengatakan, dua anak Nur cukup sering ke kos-kosan. "Sering debat juga karena bapaknya keras kepala," ucapnya. 

 

Terkait penyakit diabetes yang diderita Nur, NA mengonfirmasi hal tersebut. "Dia diabetes sejak awal (saya kos) di sini. Sering minta tolong beli tes gula darah," ungkapnya. 

 

Dalam video yang viral di media sosial, Nur mengaku mengonsumsi daging kucing untuk mengobati penyakit diabetesnya. Nur menyebut perlu mengonsumsi daging. Namun karena tidak punya uang, dia akhirnya mengonsumsi daging kucing. 

 

NA mengatakan, harga sewa kosnya per bulan yakni Rp 200 ribu. Karena terdapat lima kamar kos yang terisi, Nur bisa mendapatkan Rp 1 juta per bulannya. NA mengungkapkan dia dan teman-teman kosnya berencana pindah secepatnya dari kos-kosan milik Nur.  

 

Tak jauh dari kos-kosan milik Nur, terdapat sebuah warung makan milik Sutiyatun (45 tahun). Sutiyatun mengungkapkan sudah cukup lama mengetahui tabiat Nur mengonsumsi daging kucing. "Kalau Ibu itu sudah tahu dari 10 tahun yang lalu," katanya ketika diwawancara di lokasi. 

 

Sutiyatun mengaku menerima informasi itu dari para penyewa kamar kos milik Nur. "Ya yang nyeritain yang (menyewa) kos itu. Anak kos ya tahu, tapi diam," ujarnya. 

 

Seorang penyewa kos pernah bercerita kepada Sutiyatun bahwa dia melihat Nur membunuh kucing. Tapi penyewa kos tersebut tidak berani menegur Nur. "Anak kos kan takut. Takutnya dia dibantai juga toh," katanya. 

 

Penyewa kos yang menceritakan pengalamannya menyaksikan Nur membunuh kucing kemudian memutuskan pindah. Menurut Sutiyatun, sejak bertahun-tahun lalu tidak ada yang berani menegur Nur. "Enggak ada yang berani. Jadi dibarin," ujar Sutiyatun. 

 

Meski sudah 15 tahun berjualan di daerah tersebut, Nur mengaku tidak terlalu dekat dengan pelaku. Dalam kesehariannya, Nur juga jarang menyapa tetangga-tetangga ketika berjalan kaki di daerah itu. "Kalau jalan ngucluk gitu loh. Enggak pernah nanya orang," ucap Zayitun.

 

Kendati demikian, jika diajak berbincang baik-baik, Nur juga akan menanggapi dengan baik. Menurut Sutiyatun, Nur bukan warga asli Sekaran. Sepengetahuannya, Nur berasal dari Delanggu, Klaten, Jateng. 

 

"Dia (Nur) punya rumah di Boja (Kendal) juga waktu masih berkeluarga, waktu masih punya istri. Kan itu pisah sama istri katanya. Terus punya anak dua. Tapi anaknya hidupnya di Klaten atau di mana tidak tahu. Terus istrinya guru di Boja," ungkap Sutiyatun. 

 

Saat ini Nur masih diamankan di Polrestabes Semarang. Sebelumnya Polsek Gunungpati juga sempat meminta keterangan Nur. "Kita klarifikasi secara lisan dan yang bersangkutan bilang mengakui sudah mengonsumsi daging kucing berkali-kali," kata Kapolsek Gunungpati Kompol Agung Raharjo, Rabu (7/8/2024). 

 

Dia menambahkan, NY memakan daging kucing atas dasar alasan kesehatan. "Informasi yang bersangkutan (memakan daging kucing) untuk menurunkan kadar gula. Yang bersangkutan sakit diabetes," ucap Agung.

 

Selain NY, Polsek Gunungpati pun meminta keterangan dari tiga penghuni kos. Saat ini pendalaman masih dilakukan. Menurut Agung, tim Inafis Polrestabes Semarang juga sudah sempat mendatangi kos-kosan milik NY. Mereka membawa sejumlah barang seperti tulang kucing, alat penanak nasi, palu, dan sabit. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement