Rabu 14 Aug 2024 23:59 WIB

Nasionalisme tak Selamanya Positif, Ada Juga Negatifnya? Begini Kata Ulama Turki

Nasionalisme pada dasarnya adalah anjuran agama

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi nasionalisme. Nasionalisme pada dasarnya adalah ajaran agama
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ilustrasi nasionalisme. Nasionalisme pada dasarnya adalah ajaran agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nurdi mengatakan, paham nasionalisme pada abad ini telah menyebar luas dan tertanam kuat.

Orang-orang zalim Eropa, khususnya mereka yang melakukan makar, menyebarkan paham ini dalam bentuk yang negatif ke tengah-tengah umat Islam guna memecah belah mereka dan guna memudahkan mereka untuk menelan umat Islam.

Baca Juga

Karena pada paham nasionalisme ini terdapat sebuah rasa bagi jiwa, satu kenikmatan yang melenakan, serta kekuatan yang buruk, maka kita tidak bisa mengatakan kepada para aktivis sosial kemasyarakatan saat ini, “Tinggalkan paham nasionalisme tersebut!”

Namun, menurut Nursi, harus dijelaskan bahwa nasionalisme itu sendiri terbagi dua. Pertama, yaitu nasionalisme negatif, buruk, dan berbahaya. Nasionalisme negatuf tersebut tumbuh dan berkembang dengan menghabisi pihak lain dan eksis dengan cara memusuhi orang-orang di luar mereka.

"Nasionalisme semacam ini melahirkan permusuhan dan pertikaian," kata Nursi dalam bukunya yang berjudul Al-Maktubat halaman 542-543.

Karena itu, dalam hadis disebutkan:

(ﺇﻥَّ ﺍﻟﺈﺳﻠﺎﻡ ﻳَﺠُﺐّ ﻣﺎﻗﺒﻠﻪ)

Artinya: “Islam menghapus apa yang ada sebelumnya.”

Said Nursi menegaskan bahwa Islam menolak fanatisme jahiliyah. Aquran juga menegaskan:

اِذْ جَعَلَ الَّذٖينَ كَفَرُوا فٖى قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكٖينَتَهُ عَلٰى رَسُولِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنٖينَ وَاَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَكَانُٓوا اَحَقَّ بِهَا وَاَهْلَهَا وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلٖيمًا

Artinya: "Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah. Lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin. Kemudian Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa. Mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Fath [48]: 26).

Menurut Nursi, ayat dan hadis di atas secara tegas menolak paham nasionalisme negatif dan rasisme. Sebab, semangat keislaman yang positif dan suci tidak membutuhkannya. Nah, adakah satu ras di dunia yang jumlahnya sekitar 350 juta? Lalu rasisme manakah yang dapat memberikan jumlah pengikut sebanyak itu sebagai ganti dari Islam?

Sepanjang sejarah tampak begitu banyak bahaya yang diakibatkan oleh nasionalisme negatif. Di antaranya: Kalangan Umawiyah mencampur sedikit pandangan nasionalisme dalam politik dan kebijakan mereka. Hal ini membuat dunia Islam murka, di samping melahirkan begitu banyak bencana akibat fitnah internal. Begitu pula dengan bangsa-bangsa Eropa.

"Ketika mereka menyerukan rasisme, muncul konflik historis yang penuh dengan peristiwa menakutkan antara Perancis dan Jerman. Ia juga melahirkan kerusakan parah akibat perang dunia. Inilah bahaya yang menyertai kemunculan nasionalisme negatif tersebut kepada umat manusia," jelas Nursi.

Apa yang disampaikan Turki dalam bukunya ini menggambarkan kondisi umat Islam yang berada di Turki. Melalui buku ini, Said Nursi mengingatkan kepada umat Islam untjk menghindari nasionalisme negatif yang menimbulkan perpecahan di anata umat Islam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement