Selasa 27 Aug 2024 09:24 WIB

Indahnya Masjid Agung Isfahan

Salah satu masjid tertua di Iran ini diakui sebagai warisan peradaban dunia.

Masjid Agung Isfahan di Iran.
Foto: dok wik
Masjid Agung Isfahan di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebudayaan Persia turut mengisi khazanah peradaban Islam sejak pertengahan abad ketujuh Masehi. Salah satu karya monumental dari sana adalah Masjid Agung Isfahan. Bangunan yang juga disebut Masjid Jumat ini berdiri sejak tahun 771 M. Luas kompleksnya mencapai 20 ribu meter persegi.

Penyempurnaan bangunan Masjid Agung Isfahan terjadi berangsur-angsur hingga abad ke-20 M. Sejak 2012 lalu, UNESCO telah mengakui situs Alun-alun Besar Isfahan, yang di dalamnya terdapat masjid tersebut, sebagai situs warisan peradaban dunia. Memang, Kota Isfahan sendiri begitu kaya akan peninggalan bersejarah sejak era sebelum Masehi.

Baca Juga

Hingga kini, Masjid Agung Isfahan dianggap sebagai masjid tertua di Iran. Secara signifikan, pembangunannya bermula pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah, yang berpusat di Damaskus. Masjid ini memiliki empat gerbang raksasa (iwan) yang menghubungkan bagian dalamnya dengan lapangan luar.

Bentuk iwan merupakan khas kebudayaan Persia, yang dapat dilacak awal mulanya hingga era Kekaisaran Sasania. Adapun iwan yang menjadi mihrab di Masjid Agung Isfahan, dihiasi dengan ukiran muqarna dari abad ke-13.

Bentuknya mirip stalaktit, tetapi juga menyerupai dedaunan yang mengembang. Muqarna ini mengisi rongga bagian dalam lengkung iwan.

Dinasti Seljuk menjadikan Isfahan sebagai ibu kota pada abadke-11. Kesultanan ini kemudian memperbaiki Masjid Agung Isfahan yang sempat hancur pada 1120 akibat kebakaran hebat. Restorasi masjid ini berlangsung dalam masa pemerintahan Sultan Il Khanid, Timurid, Safavid, dan Qajar. Barulah ketika Sultan Malik Shah I berkuasa, Masjid Agung Isfahan memiliki bentuk seperti yang dikenal sekarang. Sejak saat itu, masjid ini menjadi cikal bakal gaya arsitektur Persia Islam yang bercirikan empat iwan besar yang mengelilingi lapangan luas di bagian dalam bangunan.

Bagian lapang itu agaknya berfungsi sebagai tempat pengunjung merasakan keleluasaan di tengah hiruk pikuk perkotaan. Pengunjung dapat menikmati udara terbuka tetapi dengan suasana yang tenang. Bila dilihat dari atas, penampakan Masjid Agung Isfahan mirip dengan Masjid al-Haram. Bedanya, kolam air mancur menjadi pusat tanah lapang di bagian dalam masjid.

Selain itu, ada pula puluhan kubah-kubah kecil yang menutupi bagian atas bangunan Masjid Agung Isfahan. Masjid ini memiliki dua kubah besar. Satunya terletak di bagian atas mihrab sehingga tepat menghadap kiblat.

Sementara itu, kubah besar lainnya terletak di atas pintu gerbang utara. Dua kubah itu merupakan inisiasi Nizam al-Mulk, seorang perdana menteri Kesultanan Seljukdari awal abad ke-11.

UNESCO menyebut kubah utama Masjid Agung Isfahan merupakan bukti inovasi teknik konstruksi yang adalah sebuah hasil peradaban Islam. Masjid kebanggaan masyarakat Isfahan ini memiliki dua menara berbentuk silindris yang bersisian dengan setiap iwan raksasa.

Secara keseluruhan, masjid ini didominasi warna krem,sehingga menyerupai tanah di dataran Isfahan. Permukaan dua kubah utama itu dilapisi pola-pola geometris yang indah. Tentunya, pengunjung juga akan terkesima dengan keindahan bagian dalam Masjid Agung Isfahan yang sarat dengan guratan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran.

Warna cokelatnya kontras dengan warnabiru permukaan dinding yang menghadap ke tanah lapang di dalam kompleks masjid ini. Dinding tersebut juga dihiasi dengan desain geometris dan kaligrafi yang menawan. Pengunjung juga akan terpesona dengan lorong-lorong ketika menelusuri bagian dalam Masjid Agung Isfahan. Pada siang hari, pantulan cahaya mentari tidak sampai ke dalamnya, tetapi justru karena itu lorong-lorong ini memberikan nuansa teduh.

Pemerintah Iran kembali merestorasi Masjid Agung Isfahan, khususnya setelah serangan udara yang terjadi pada 1984. Untuk menjaga keaslian bentuk bangunan, otoritas setempat hanya mempekerjakan pakar konstruksi tradisional Iran.

Sampai saat ini, meskipun terletak di pusat salah satu kota urban terbesar di Iran, penampakan Masjid Agung Isfahan masih seturut dengan abad-abad silam. Dengan demikian, masjid tersebut tidak sekadar tempat ibadah, melainkan juga destinasi wisata yang menarik bagi turis-turis lokal maupun mancanegara. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement