REPUBLIKA.CO.ID, Alam dunia dan seisinya merupakan tempat manusia yang diciptakan Allah Azzawajala untuk berusaha mencari nafkah dan ladang beramal. Sedangkan alam akhirat merupakan tempat diberikannya balasan atas semua usaha manusia selama di dunia.
Meski rezeki sudah ditakarkan Sang Maha Pemberi Rezeki, manusia wajib untuk berupaya meraihnya. Ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi yakni Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin meriwayatkan kisah pertemuan Nabi Isa Alaihissalam dengan ahli ibadah yang tidak mau mencari rezeki di dunia.
Suatu ketika Nabi Isa Alaihissalam bertemu dengan seorang laki-laki yang asing. Nabi Isa bertanya kepada laki-laki itu, "Apa pekerjaanmu?" Laki-laki itu menjawab, "Aku hanya beribadah kepada Allah SWT saja."
Nabi Isa bertanya kembali, "Siapa yang menanggung kebutuhan hidupmu sehari-hari?" Laki-laki itu pun menjawab, "Saudaraku." Kemudian, Nabi Isa bersabda, "Saudaramu itu lebih banyak ibadahnya dalam penilaian Allah SWT daripada apa yang sudah dirimu lakukan."
Apa yang diutarakan Nabi Isa saat menegur si ahli ibadah juga dilakukan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, dalam meraih rezeki, harus sesuai dengan ketentuan Allah. Rasulullah bersabda, "Janganlah karena ditundanya waktu perolehan dan hasil yang sedikit dalam mencari rezeki itu menjadikan kalian tidak sabar hingga terdorong untuk melakukan usaha yang mudah dengan cara-cara haram yang terlarang. Sebab, melanggar ketentuan Allah SWT justru akan membawa pelakunya kepada dosa dan kehinaan atas diri sendiri. Di samping itu, tidak tersedia keberkahan dari sisi Allah SWT atas hasil yang didapat dengan cara-cara melanggar aturan yang telah ditetapkan-Nya." (Diriwayatkan Imam Abu Ibnu Abu al-Dunya dan Imam Al Hakim dari hadits Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu)
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seseorang yang mencari penghidupan dengan mengumpulkan kayu bakar, lalu diikatkan pada punggungnya untuk kemudian di jual di pasar, jauh lebih baik daripada mengemis (minta-minta) kepada orang lain, baik diberi maupun tidak." (Diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Pesan Luqmanul Hakim..