Jumat 06 Sep 2024 14:45 WIB

Kekeringan Landa Sawah di Cirebon

Umur tanaman padi di desa-desa tersebut berkisar antara 20 – 40 hari

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Areal tanaman padi pada musim tanam gadu (kering) di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon, menghadapi ancaman kekeringan hingga berpotensi gagal panen (puso). Hal itu menyusul minimnya pasokan air irigasi dan ketiadaan hujan di musim kemarau ini.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar mengatakan, tanaman padi yang terancam kekeringan itu terutama di wilayah Kecamatan Kapetakan. Seperti di Desa Karangkendal, Grogol, Dukuh, Pegagan Lor dan Pegagan Kidul. 

Baca Juga

‘’Ancaman kekeringan itu karena tanaman padi tidak mendapat pasokan air yang cukup. Dan jika dibiarkan, maka nantinya terancam gagal panen,’’ ujar Tasrip kepada Republika, Jumat (6/9/2024).

Tasrip mengatakan, umur tanaman padi di desa-desa tersebut berkisar antara 20 – 40 hari. Para petani tidak bisa mengupayakan penyelamatan tanaman padi dengan sumur pantek karena air yang keluar berasa asin.

Tasrip mengakui, sejauh ini sudah diterapkan tata gilir air. Namun, saat memperoleh jadwal gilir air, wilayah tersebut hanya memperoleh jatah tiga jam penggelontoran air. ‘’Harusnya air digelontorkan 24 jam untuk menyelamatkan tanaman padi yang kini terancam kekeringan,’’ kata Tasrip.

Menurut Tasrip, wilayah Kecamatan Kapetakan pun merupakan daerah hilir atau ujung dari layanan irigasi yang bersumber dari Waduk Jatigede. Karenanya, air yang digelontorkan untuk wilayah tersebut, seringkali sudah habis di jalan karena banyaknya penyedotan air oleh petani di wilayah hulu. ‘’Ya karena tanamnya berbarengan antara hulu dan hilir,’’ kata Tasrip.

Sementara itu, Penjabat Bupati Cirebon Wahyu Mijaya mengatakan, ada sekitar 1.700 hektare sawah di Kabupaten Cirebon yang rawan kekeringan di musim kemarau ini.  ‘’Dari 1.700 hektare lahan, 488 hektare sudah mengalami kekeringan,’’ kata Wahyu, Rabu (4/9/2024).

Wahyu mengatakan, jika tidak segera ditanggulangi, maka kekeringan itu bisa berdampak pada menurunnya produksi padi di Kabupaten Cirebon. Kondisi itu akhirnya menyebabkan pasokan beras dari Cirebon untuk daerah lain juga menurun.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Pemkab  Cirebon telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar guna mengupayakan distribusi air melalui pompa-pompa air darurat. Tidak hanya itu, Pemkab Cirebon juga mengajukan permohonan bantuan pengadaan alat pertanian modern dan pembangunan infrastruktur irigasi yang lebih baik kepada pemerintah pusat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement